Bisnis.com, JAKARTA – Selain menggunakan masker, masyarakat di kawasan yang terkena hujan abu vulkanik juga diimbau minum air putih yang cukup.
Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Kementerian Lingkungan Hidup Henry Bastaman mengatakan masyarakat perlu minum paling tidak 3-4 liter per hari untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang tidak sehat.
Masyarakat pun disarankan menggunakan pelindung kepala dan kacamata untuk melindungi mata. KLH telah melakukan pengukuran kontinyu stasiun pemantau atau air quality monitoring system (AQMS) terhadap kualitas udara pascaletusan Gunung Kelud.
“Berdasarkan pengukuran kontinyu stasiun pemantau KLH di Kota Surabaya, dilaporkan mulai pukul 09.40 (Jumat, 14/2/2014), indikasi kualitas udara masuk dalam kategori sangat tidak sehat,” kata Henry melalui siaran pers, Sabtu (15/2/2014).
Henry menyebutkan kualitas udara yang buruk dapat berefek pada pernapasan dan sistem pernapasan, kerusakan jaringan paru-paru, kanker, dan kematian dini. Orang tua, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit paru-paru kronis, influenza, atau asma, sangat sensitif terhadap efek partikel.
Dia menyebutkan pengujian kualitas udara lebih jauh dengan menggunakan parameter PM 2.5 berdasarkan sampel data dari Surabaya, Semarang, DI Yogyakarta dan Bandung sedang dalam proses di laboratorium Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Pusarpedal) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).
Adapun pengujian kualitas udara kontinyu di Semarang dan DI Yogyakarta tidak dapat dilakukan karena terdapat gangguan pada alat-alat yang disebabkan oleh debu gunung Kelud.
Henry menambahkan terdapat kecenderungan peningkatan kekeruhan air sungai di Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta akibat terpapar debu gunung Kelud.
Perum Jasa Tirta melaporkan peningkatan kekeruhan sungai Brantas sangat tinggi dan dikhawatirkan memengaruhi pasokan sumber utama air minum untuk sebagian besar wilayah Jatim.
KLH menyarankan masyarakat di kawasan yang terkena hujan abu vulkanik untuk sementara waktu tidak keluar ruangan.
“Apabila terpaksa keluar rumah, harus gunakan masker, juga pelindung kepala dan kaca mata untuk melindungi mata,” ujarnya.