Bisnis.com, JAKARTA--Saat menyampaikan sambutan pada puncak peringatan Hari Pers Nasional 2014 di di Benteng Marlborough, Bengkulu, Minggu (9/2/2014), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyinggung masalah tahun politik di 2014 ini.
Presiden mengingatkan para pimpinan partai politik dan para calon presiden (Capres), agar memahami siapa sesungguhnya pemegang kekuasaan dan kedaulatan yang sejati, yaitu tiada lain rakyat.
Kalau bicara rakyat, Presiden SBY mengajak semua pihak untuk selalu berpikir untuk 240 juta lebih rakyat Indonesia, bukan hanya kalangan masyarakat tertentu, bukan pula hanya kalangan masyarakat politik dan komunitas media massa sendiri.
“Mereka 240 juta itu, the silent majority dan the real power of the nation,” tegas SBY seperti dikutip laman Setkab, Senin (10/2/2013).
Karena itu, lanjut Presiden, siapa yang akan terpilih menjadi presiden mendatang, disamping yang telah ditakdirkan oleh Alah SWT, adalah siapa yang paling dipercaya dan disukai oleh rakyat.
“Keputusan rakyat final dan mengikat, tidak boleh diganggu gugat. Rakyat juga tidak bisa dibeli, karena mereka punya hati nurani,” tutur SBY.
Untuk para Capres, Presiden SBY mengucapkan selamat berjuang, dan jangan salah baca, jangan juga salah hitung. Ia mengemukakan, pengalamannya mengikuti dua kali pemilihan presiden, disamping karena pertolongan Allah SWT, juga karena ia belajar mendengarkan, mengikuti dan mengetahui pandangan, harapan, perasaan dan hati nurani rakyat.
“Ini tidak selalu tercermin dalam liputan media massa, ataupun dalam perbincangan di ruang seminar dan forum politik yang lain,” ungkap SBY.
Terkait dengan tahun politik dan pemilu ini, Presiden SBY berharap pers berkontribusi secara aktif dan konstruktif agar politik, demokrasi dan pemilu kita makin matang, berkualitas dan bermartabat.
Presiden meminta pers agar memberikan ruang yang cukup dan relatif adil bagi semua peserta pemilu, baik pemilu legislatif, maupun pemilihan presiden.
“Ikutlah menyebarluaskan visi, opsi dan solusi yang ditawarkan calon legislatif, termasuk Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, agar rakyat bisa menguju dan mengkritisi apakah solusi dan tindakan yang dijanjikan itu realistis atau tidak,” pungkanya.