Bisnis.com, MANILA - Filipina akan mengakhiri fase perlambatan pertumbuhan ekonomi selama 3 kuartal terakhir. Akibatnya, Bank sentral Filipina berpeluang untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap rendah menyusul menguatnya inflasi dua tahun tertinggi.
Otoritas moneter di negara berkembang dari Turki sampai Brasil menaikkan suku bunga acuan pada tahun in guna menahan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar akibat pengurangan stimulus oleh the Fed.
“Kita masih memiliki ruang untuk menjaga kestabilan suku bunga acuan. Apalagi, melihat fakta yang signifikan saat ini, kemungkinan penaikan suku bunga menyempit,”ungkap Gubernur bank sentral Filipina Amando Tetangco di Manila, Rabu (5/2/2014).
Pernyataan itu sesuai dengan survei Bloomberg yang memperkirakan Filipina akan menjaga suku bunga acuan tetap rendah.
Arsenio Balisacan, Sekretaris Perencanaan Ekonomi Filipina, mengatakan melesatnya ekspor, turisme, dan rekonstruksi topan Haiyan akan mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi hingga 6,5%. Data pemerintah menunjukkan inflasi bulan lalu menguat ke laju tercepat sejak Desember 2011.
“Fundamental cukup tanggu dan sektor swasta yakin dengan semakin menguatnya kondisi ekonomi dan profitabilitas perusahaan. Depresiasi peso bukanlah masalah besar, justru memberikan keuntungan untuk meningkatkan pekerjaan dan ekspor,”tekannya.
Berdasarkan Tullett Prebon Plc., mata uang peso Filipina anjlok 0,1% menjadi 45,37 per dolar AS pada pukul 11.44 di Manila. Angka itu menyentuh level terendah selama lebih dari 3 tahun.
Presiden Filipina Benigno Aquino tengah berupaya untuk meningkatkan belanja infrastruktur tahun ini. Kebijakan itu dilakukan untuk mencapai target peningkatan investasi dan ekspansi sebanyak 7,5%.
Selain itu, otoritas pemerintah juga menargetkan penciptaan lapangan pekerja sebanyak 2,34 juta hingga 2016. Target itu merupakan strategi untuk mengurangi angka pengangguran dari 6,7% menjadi 6,5% dan menurunkan rasio kemiskinan menjadi 18%.
Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group Holdings Ltd. yang berbasis di Singapura, mengatakan kondisi ekonomi Filipina terlihat lebih kuat dibandingkan negara sekitarnya. Dia memperkirakan dampak Topan Haiyan akan terkompensasi dengan penguatan pertumbuhan tahun ini.