Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekerja Singapura Paling Tidak Bahagia di Asia

Pekerja di Singapura merupakan pekerja paling tidak bahagia di Asia dan hampir duapertiganya ingin berhenti kerja tahun depan, demikian hasil survei regional yang dilakukan perusahaan perekrut pekerja Randstad Group, Rabu (22/1/2014)

Bisnis.com, SINGAPURA - Pekerja di Singapura merupakan pekerja paling tidak bahagia di Asia dan hampir duapertiganya ingin berhenti kerja tahun depan, demikian hasil survei regional yang dilakukan perusahaan perekrut pekerja Randstad Group, Rabu (22/1/2014).

Singapura yang menjadi pusat perbankan dan perdagangan dengan fasilitas kelas dunia serta pendapatan per kapita tinggi, dalam beberapa tahun terakhir menghadapi ketidakpuasan publik yang tidak pernah terjadi sebelumnya, terkait meningkatnya biaya hidup serta persaingan dengan pekerja asing.

Laporan Randstad yang dikutip Reuters menunjukkan 23% pekerja Singapura merasa tidak termotivasi dan keahlian mereka tidak digunakan secara efektif, sementara 64% berencana untuk meninggalkan pekerjannya dalam 12 bulan ke depan.

Alasan utama ketidakpuasan mereka adalah budaya perusahaan yang tidak sesuai, bos yang sulit serta dituntut lebih namun penghargaan kurang.

Pekerja India merupakan pekerja paling bahagia di Asia, dengan sekitar 70% merasa tertantang, termotivasi dan dibimbing, menurut survei oleh perusahaan yang bermarkas di Belanda dengan 14.000 responden dari kalangan pemimpin perusahaan dan profesional di Singapura, Malaysia, Hong Kong, China, India, Jepang, Australia dan Selandia Baru.

Warga Singapura saat ini lebih menekankan pada keseimbangan antara bekerja dan kehidupan, ditunjukkan dengan 50% responden yang menjadikan hal itu salah satu alasan utama yang membuat mereka bertahan dengan satu perusahaan, naik dari 15 persen pada survei 2012 lalu.

Namun, 55% pemimpin perusahaan mengakui bahwa kemampuan mereka menciptakan pilihan kerja yang fleksibel masih minim atau rendah. Sebanyak 71% majikan mengatakan bahwa mengatur pekerja dengan umur bervariasi merupakan salah satu tantangan terbesar.

"Tidak ada kesetaraan ajaib untuk penyerapan, namun memiliki peluang pengembangan karir yang siap sedia merupakan awal yang baik," kata Michael Smith, direktur Randstad Singapore dalam sebuah pernyataan.

Survei tersebut menunjukkan orang Singapura termotivasi setelah mengetahui bahwa kontribusi mereka berharga, namun demikian gaji juga menjadi hal penting. Sekitar 59% orang Singapura menikmati kenaikan gaji tahun lalu dan 67% mengharapkan kenaikan setidaknya 5% hingga tahun depan.

Pemerintah Singapura yang sudah berkuasa lama berupaya mengendalikan biaya hidup serta memperketat pasar pekerja untuk orang asing.

Langkah tersebut termasuk meningkatkan upah minimun bagi pekerja asing yang mencari visa pekerja menjadi S$3.300 per bulan dan mewajibkan pengusaha mengiklankan lowongan kerja bagi warga Singapura selama 14 hari sebelum merekrut pekerja asing. (Reuters/Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper