Bisnis.com, JAKARTA - Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, menyatakan tidak ada maksud politis di balik peristiwa dia mencium tangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan. Banyak tafsir bermunculan setelah Jokowi mencium tangan Megawati di hari ulang tahun ke-41 PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2014).
Menurut Jokowi, cium tangan hanyalah bagian dari sebuah budaya. Dia menilai wajar seorang kader mencium tangan ketua umumnya.
''Ini kan budaya kita, budaya Indonesia, budaya Jawa pada yang lebih tua. Apalagi pada ketua umum, ini senioritas,'' kata Jokowi saat ditemui di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2014).
Bukan hanya ke Mega, Jokowi mengatakan selalu mencium tangan orang yang lebih tua atau lebih senior. Malah, kadang ditambah cium pipi kanan kiri.
''Biasalah saya, kepada ibu saya juga saya cium tangan, cium pipi kanan, pipi kiri. Kepada gubernur saya yang dulu juga sama,'' ujarnya sambil tersenyum.
Karena itu, Jokowi heran atas hebohnya pembicaraan di masyarakat atas peristiwa cium tangan ke Megawati. Dia menduga, hal itu terjadi lantaran kebudayaan dan kesantunan cium tangan sudah hilang dilupakan masyarakat.
''Jadi ketika saya melakukan itu, orang menganggap itu sebagai sesuatu yang aneh. Padahal, itu budaya kita,'' kata Jokowi.
Saat ditanya apakah cium tangan berarti minta restu dari Megawati untuk menjadi calon presiden, Jokowi hanya menjawab singkat. ''Lah, kok ke situ larinya?'' ucap Jokowi sembari geleng-geleng.