Bisnis.com, JAKARTA—Agaknya, pamor Jokowi terus membumbung tinggi. Beberapa manajer investasi belakangan juga mengharapkannya ambil bagian dalam persaingan menuju istana.
Tersisa beberapa bulan sebelum hajatan digelar, demam pemilihan umum (Pemilu) 2014 kian terasa. Situasi itu juga mendera pelaku industri reksa dana. Hanya saja, perhatian lebih tertuju pada bursa calon presiden.
“Pasar masih merindukan figur, dan kecenderungan itu sangat kuat untuk satu nama; Jokowi,” begitu ucap Agus Basuki Yanuar, Direktur Utama PT Samuel Aset Manajemen kepada Bisnis, Kamis (26/12/2013).
Menurut Agus, Jokowi sangat merepresentasikan kebutuhan pelaku pasar. Jika calonnya digandrungi, indeks akan meningkat, begitu pula sebaliknya.
“Ada yang beranggapan begini, kalau tadinya hanya negara autopilot saja pertumbuhan ekonomi bisa memuaskan, apalagi Dia [Jokowi] yang kelola negara ini. Indonesia bisa susul China dong,” kelakarnya.
Hal senada juga disampaikan Lilis Setiadi, Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Asset Management. Dia menilai Jokowi merupakan figur pilihan yang dapat menjamin kepastian iklim politik di Indonesia.
“Pasar pasti menunggu siapa yang terpilih. Kalau dari awal sudah dapat diperkirakan dan setelah itu pemenangnya sesuai pilihan pasar, performa benchmark reksa dana pasti menggembirakan setelah Pemilu,” katanya. (sms)