Bisnis.com, SURABAYA - Petambak udang diminta menekan aksi ambil untung dengan peningkatan kapasitas tebaran bibit yang mengesampingkan daya dukung lahan.
Head of Research and Development PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) Yuri Sutanto menguraikain harga udang Rp100.000-Rp150.000 per kilogram disinyalir mulai memicu aksi spekulasi petambak.
"Pantauan kami di sentra tambak binaan di Indonesia ada kecenderungan kenaikan patogen pemicu penyakit udang," jelasnya di sela-sela pengenalan penyakit early mortality syndrome (EMS) ke 150 petambak di Surabaya, Rabu (4/12/2013).
Menurutnya, penambahan patogen menandakan ada perilaku menambah tebaran dengan mengesampingkan daya dukung lahan atau masa persiapan lahan kurang. Bila patogen meningkat maka potensi gagal panen semakin besar.
"Aksi ambil untung dengan mengesampingkan daya dukung harus diredam agar petani tidak merugi," tambahnya.
Selain ancaman patogen yang ada, doktor bidang akuakultur ini mengingatkan Indonesia rentan terhadap masuknya bakteri penyebab early mortality syndrome. Bakteri itu menyebabkan benih udang (day of culture) berumur kurang dari 40 hari mati.
Menurutnya, EMS sudah menjangkiti tambak negera tetangga seperti Vietnam dan Malaysia. Sehingga bibit atau indukan dari sejumlah negara terjangkit perlu diwaspadai.
"Jangan sampai karena ingin mengambil untung lantas mendatangkan benur atau indukan dari negara terjangkit. Terlebih mungkin negara itu kelebihan benur sehingga mencari pasar baru," tambahnya.
Bakteri EMS sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Serangan masif di negara produsen udang bisa menekan pasokan udang hingga 300.000 ton di pasar global. Keterbatasan pasokan ini diprediksi menyebabkan harga udang naik dari Rp50.000 sampai Rp100.000/kilogram.
"Cara agar penyakit tidak masuk Indonesia, petambak selektif mendatangkan benur dan indukan dari negara terjangkit," tegasnya soal cara agar udang di Indonesia tak terjangkit penyakit yang menyebar di Malaysia sejak 2011 lalu itu.
Petambak Udang Diminta Rem Nafsu Ambil Untung
Petambak udang diminta menekan aksi ambil untung dengan peningkatan kapasitas tebaran bibit yang mengesampingkan daya dukung lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
24 menit yang lalu
Babak Baru Kasus Judi Online Komdigi, Budi Arie Bakal Terjerat?
1 jam yang lalu