Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Garam di Tingkat Petani di Jabar Terpuruk

Asosiasi Pengusaha Garam Indonesia (APGI) Jawa Barat mendorong pembuatan resi gudang guna mengatasi rendahnya harga pembelian garam di tingkat petani.

Bisnis.com, BANDUNG — Asosiasi Pengusaha Garam Indonesia (APGI) Jawa Barat mendorong pembuatan resi gudang guna mengatasi rendahnya harga pembelian garam di tingkat petani.

Ketua APGI Jabar Cucu Sutara mengatakan resi gudang diperlukan agar menjaga harga garam tetap stabil, sehingga petani tidak mengalami kerugian.

“Selama ini produksi garam selalu terganggu anomali cuaca sehingga harga garam cenderung tidak stabil. Untuk menyiasatinya, diperlukan resi gudang untuk menjaga harga di tingkat petani,” katanya kepada Bisnis, Selasa (26/11).

Menurutnya, resi gudang akan membantu petani dalam menjaga keseimbangan pasokan terhadap kebutuhan garam, baik untuk konsumsi atau industri.  Oleh karena itu, pemerintah harus segera merealisasikannya.

Dia menjelaskan kebutuhan garam konsumsi di Jabar mencapai 3 kilogram per kapita setiap tahunnya, sementara kebutuhan garam untuk industri mencapai 400.000-500.000 ton per tahun.

Pihaknya mencatat produksi garam pada tahun ini diprediksi mengalami penurunan hingga 50% dari normalnya 264.022 ton per tahun. Hal itu, dipicu kondisi anomali cuaca sehingga panen raya yang seharusnya bergulir Agustus-Oktober menjadi terganggu.

“Meski demikian, sejauh ini harga relatif stabil di sekitar Rp300-Rp350 per kilogram. Hanya proses produksi yang terus terganggu,” ujarnya.

APGI juga mendesak pemerintah memperluas lahan garam guna mendorong produksi garam nasional, yang diharapkan mampu mengantisipasi gangguan cuaca. "Kekurangan produksi tidak bisa mengandalkan jalan impor, tetapi harus ada inovasi secara berkelanjutan, salah satunya dengan perluasan lahan,” tegasnya.

Dia menilai peluang ekspor garam Indonesia masih sulit karena belum memenuhi standar internasional terutama dari penerapan teknologi serta kesiapan pemerintah memberi bantuan terhadap petani.

Selain itu, Indonesia masih memililiki ketergantungan terhadap garam impor sehingga menjadi sulit untuk bersaing dalam konteks pasar bebas Asen 2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maman Abdurahman
Sumber : Adi Ginanjar Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper