Bisnis.com, CIREBON - Perajin rotan di Kabupaten Cirebon mulai kesulitan mencari tenaga terampil pengayam rotan akibat tren alih profesi seiring banyaknya proyek konstruksi dan sejumlah pabrik yang beroperasi di kawasan ini.
Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Kabupaten Cirebon Sonny A. Tanamas mengatakan masyarakat yang dulunya menggeluti kerajinan rotan kini banyak yang menjadi pekerja bangunan atau buruh pabrik.
Hal itu disebabkan pekerjaan lain lebih menjanjikan dibandingkan dengan bekerja sebagai perajin rotan yang tergantung pesanan.
Dia menuturkan berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, saat ini sedikitnya ada 1.150 unit usaha kerajinan rotan yang menyerap ribuan tenaga kerja, dan semenjak gelombang alih profesi, produksi harian semakin berkurang.
“Krisis tenaga kerja [tenaga penganyam] jadi masalah utama yang dihadapi kalangan pengusaha setelah krisis bahan baku yang masih dialami hingga saat ini,” katanya, Jumat (22/11/2013).
Sonny mengungkapkan krisis tenaga kerja juga dialami para pengusaha bahan baku rotan di daerah produsen seperti Kalimantan dan Sulawesi yang juga kesulitan mencari tenaga kerja untuk mengambil rotan dari hutan.
“Kabar terbaru para pengusaha di Kalimantan sampai mengambil tenaga kerja dari Jawa untuk mengambil rotan dari hutan,” ujarnya.(k3)