Bisnis.com, CANBERRA--Wakil Presiden (Wapres) Boediono berbicara mengenai keputusannya untuk menyelamatkan Bank Century kala menjadi Gubernur Bank Indonesia saat krisis finansial 2008 usai memberikan kuliah umum di Australian National University, Canberra.
"Itu merupakan langkah darurat yang diambil para pimpinan pada saat itu," kata Wapres Boediono di HC Coombs Lecture Theatre Building 8, Australian National University, Canberra, Rabu (13/11/2013)
Pernyataan wapres tersebut diungkapkan guna menjawab pertanyaan mahasiswa Indonesia di ANU yang bernama Reza.
Boediono menambahkan saat itu proses politik menghalangi Indonesia dari menerapkan blanket guarantee atau perlindungan menyeluruh atas simpanan nasabah yang sudah berjalan di negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia bahkan Australia.
Namun para pimpinan harus mengambil keputusan sulit, apakah menyelamatkan bank dengan kalkulasi yang bisa dihitung atau menutup bank dengan konsekuensi yang tidak bisa dihitung.
Boediono juga menegaskan kasus Century berkembang di luar prediksi dan akhirnya menjadi isu politik.
Namun demikian, Boediono menegaskan dirinya?tidak menyesali keputusan yang diambil sesuai nurani.
"Dan saya siap mempertanggungjawabkan keputusan itu dunia dan akhirat," katanya seraya langsung disambut riuh tepuk tangan peserta yang hadir dalam kuliah umum tersebut.
Sementara itu, mahasiswa yang mengajukan pertanyaan yakni Reza ikut bertepuk tangan dan berkata bahwa dia mempercayai Boediono.
Hadir dalam kuliah umum tersebut, mahasiswa ANU baik yang berasal dari Indonesia, dari Australia maupun dari negara lain.
Hadir pula jajaran civitas akademika ANU.
Wapres Boediono Siap Pertanggungjawabkan Century Dunia & Akhirat
Wakil Presiden (Wapres) Boediono berbicara mengenai keputusannya untuk menyelamatkan Bank Century kala menjadi Gubernur Bank Indonesia saat krisis finansial 2008 usai memberikan kuliah umum di Australian National University, Canberra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
15 menit yang lalu
Pramono-Rano Soroti Gap Kaya-Miskin di Jakarta: Ada 42.445 Kampung Kumuh
25 menit yang lalu