Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Dorong Pengembangan Varietas Kedelai Grobogan

Pemprov Jawa Tengah mengajak masyarakat Kabupaten Grobongan kembali membudidayakan tanam kedelai demi menjadikan wilayah itu sebagai pusat pengembangan kedelai.

Bisnis.com, SEMARANG - Pemprov Jawa Tengah mengajak masyarakat Kabupaten Grobongan kembali membudidayakan tanam kedelai demi menjadikan wilayah itu sebagai pusat pengembangan kedelai.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan varietas kedelai Grobogan mengandung protein tinggi sehingga diharapkan bisa menjadi percontohan pengembangan di Jawa Tengah, sekaligus ikon kedelai Jateng bahkan nasional.

Politisi PDIP itu mengajak masyarakat Jateng untuk kembali membudidayakan tanam kedelai untuk mengurangi bahkan menghentikan impor bahan baku tahu tempe itu melalui produksi mandiri.

“Ayo kita lawan kedelai impor, kembangkan kedelai lokal varietas Grobogan dan perluas areal tanam agar produktivitas kedelai kita meningkat baik kualitas maupun kuantitas,” ujarnya dalam berita tertulis.

Bupati Grobogan, Bambang Pudjiono mengatakan pada 2012 produksi kedelai Grobogan mencapai 65.114 ton dan telah memberi kontribusi sebesar 43,14% terhadap total produksi di Jateng sebesar 152.416 ton.

Produktivitas kedelai Grobogan mencapai 2,2 ton per ha jauh diatas produktivitas di tingkat nasional yang hanya mencapai 1,49 ton per ha.

“Varietas kedelai Grobogan telah menjadi varietas unggul nasional tahun 2008 sehingga bisa menjadi percontohan dan dikembangkan di wilayah Jateng lainnya,” kata dia.

Keunggulan kedelai Grobogan tersebut meliputi tanaman berumur pendek (76 hari), ukuran polong besar, produksi tinggi, kandungan protein lebih tinggi 43,9% dan daun rontok saat jelang panen.

“Protein jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kedelai impor yang hanya 34% jadi jangan ragu mengembangkannya.”

Menurutnya, peluang peningkatan produksi kedelai Grobogan masih memungkinkan dengan perluasan areal yang terbuka, baik ditanam pada musim kemarau di lahan pengairan atau tegalan maupun tumpang sari di kawasan hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper