Bisnis.com, SYDNEY - Harga konsumen Australia naik lebih dari perkiraan ekonom pada kuartal II/2013, sementara mata uangnya menguat menyusul berkembangnya spekulasi bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan melanjutkan pelonggaran moneternya tahun ini.
Biro Statistik di Sydney melaporkan harga inti naik 0,7% dari kuartal sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan median 25 ekonom sebesar 0,6%. Indeks harga konsumen menguat 1,2% dari 3 bulan sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan median sebesar 0,8%.
Gubernur RBA Glenn Stevens mengurangi suku bunga pinjaman sebanyak delapan kali dengan total 2,25 poin menjadi 2,5% pada Agustus. Dengan adanya kenaikan inflasi yang masih berada dalam target 2-3%, Stevens berupaya mendorong industri job-intensive seperti konstruksi.
“Inflasi masih terhambat, tapi mungkin hal itu tidak terlalu menjadi masalah sebagaimana dikhawatirkan pasar,” ujar Besa Deda, Kepala Ekonom St. George Bank di Sydney, Rabu (23/10).
Menurutnya, kondisi itu menghambat kemungkinan pemangkasan bunga RBA dan dia memperkirakan bank sentral tidak akan memangkas lebih jauh, tetapi akan mempertahankan suku bunga lebih lama.
Inflasi domestik untuk barang dan jasa yang tidak diimpor - seperti makanan cepat saji dan peralatan rumah tangga - naik 1,1% dari kuartal sebelumnya. Sementara itu, barang-barang impor naik 1,2% atau yang tertinggi sejak kuartal II/2011.