Bisnis.com, NUSA DUA — Negara Tirai Bambu, China menjadi pilihan pertama para CEO Asia Pasifik untuk meningkatkan investasinya dalam tiga-lima tahun mendatang, meski pertumbuhan ekonomi melambat dan adanya risiko dari kenaikan upah.
Hasil tersebut dikutip dari survei perusahaan jasa akuntan terbesar di dunia PricewaterhouseCoopers (PwC) Internatonal Ltd. yang meminta penilaian dari 478 CEO yang beroperasi di 21 negara ekonomi APEC terhadap potensi kawasan Asia Pasifik.
Luke Sayers, CEO PwC Australia dan Wakil Direktur PwC East Kluster mengatakan para CEO tengah berencana melakukan investasi di kawasan Asia Pasifik dan mengembangkan segmen pasar baru.
“Para CEO melihat ada momentum pertumbuhan di Asia Pasifik, namun mereka juga sadar terdapat tantangan yang akan dihadapi. Mereka berharap forum APEC di Bali, dapat membahas isu kunci seperti regulasi dan kebutuhan akan tenaga ahli,” ujarnya, Minggu (06/10).
Menurutnya, kedua isu tersebut sangat perlu diperhatikan mengingat akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Para CEO berharap forum APEC tersebut dapat menghasilkan terobosan dari isu tersebut.
Berdasarkan riset PwC, posisi kedua ditempati Amerika Serikat, disusul Australia, New Zealand dan Indonesia. Sementara pada posisi keenam, ditempati Hongkong, disusul Jepang, Kanada, Singapura dan Mexico.