Bisnis.com, MOSKWA—Setelah zaman orde baru (orba) tumbang, sedikit demi sedikit mahasiswa Indonesia mulai tertarik menempuh pendidikan tinggi di Rusia. Hingga akhir tahun ini, sekitar 165 mahasiswa Indonesia menempuh kuliah di negara itu.
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) Aries Stevanus Gerryianto mengatakan jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara tetangga di Asean.
“Contohnya mahasiswa dari Malaysia, Vietnam, Laos, Myanmar, mereka jumlahnya sudah ribuan, kita masih ratusan,” katanya kepada Bisnis di Moskwa, Sabtu (6/10/2013).
Bahkan, mahasiswa asal China dan India lebih banyak lagi yang menempuh pendidikan di bekas negara pecahan negara adidaya Uni Soviet ini. “Dari China saya pikir yang terbanyak, dari India saya lebih dari 1.000 mahasiswa,” katanya.
Begitu juga dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di negara-negara Eropa Barat, mahasiswa yang kuliah di Rusia masih sangat sedikit.
Menurut Aries, hal tersebut terutama dikarenakan Rusia pasca-berdiri sebagai negara Federasi dari negara komunis, baru mulai menjalin hubungan dengan Indonesia belum lama ini. “Secara serius baru 10 tahun belakangan ini, ya setelah Orde Baru [Soeharto] tumbang,” jelasnya.
Untuk diketahui, pada saat Orde Lama (Orla) di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Uni Soviet (waktu masih bernama Uni Soviet) mencapai 10.000 orang. Ini merupakan angka yang fantastis karena pada masa Orla atau tahun 1960-an, jumlah penduduk Indonesia hanyalah sekitar 60 juta jiwa.
Selain itu, Aries pun mengakui dirinya belum pernah mendengar mahasiswa Indonesia yang belajar di Uni Soviet saat kepemimpinan Orde Baru.
“Setelah reformasi, hubungan Indonesia-Rusia semakin meningkat dari tahun ke tahun.. Di berbagai sektor, salah satunya kerja sama pendidikan. Ada peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia dari tahun ke tahun, begitu juga mahasiswa Rusia yang belajar di Indonesia,” jelas mahasiswa yang menempuh kuliah S2 di Peoples’ Friendship University of Russia di Moskwa ini.