Bisnis.com, JAKARTA--Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengaku tidak heran kalau konvensi calon presiden Partai Demokrat yang diikuti 11 peserta sudah kehilangan rohnya karena memang sejak awal tidak dirancang dengan baik.
Menurut Siti, sejak awal konvensi tersebut tidak memiliki kriteria yang tegas soal siapa saja yang akan diundang untuk jadi peserta. Akibatnya, muncul ketimpangan dari para peserta baik dari sisi kemampuan maupun kemampuan finansial dan daya dukung media yang meyertai mereka.
Dia menegaskan konvensi sebuah partai lazimnya hanya diidukti internal partai melalui mekanisme bertahap. Namun demikian, kalaupun mengundang pihak luar haruslah mereka yang benar-benar independen dengan kemampuan dan daya dukung yang berimbang.
“Saya melihat memang sejak dari awal konvensi ini tidak dirancang serius sebagaimana mestinya. Belum lagi soal perbedaan di antara peserta konvensi yang membuat peserta tidak imbang. Dia menambahkan ada capres yang didukung partai, ada yang didukung media, ada pejabat negara dan ada menteri kabinet kabinet.
Situ Zuhro pun meragukan capres tertentu yang dinilainya tidak punya kemamapuan, namun tetap diundang sebagai peserta. Kendati demikian, Situ tidak bersedia menyebutkan nama capres tersebut.
“Saya tahu kemampuannya. Dalam beberapa kali saya melihat dia tidak punya kapabilitas,” ujarnya.
Meski demikian, dia menilai konvensi itu perlu dilakukan oleh Partai Demokrat untuk meningkatkan kepercayaan publik di tengah keterpurukan kepercayaan masyarakat pada partai pemenang Pemilu tersebut.
Adapun 11 peserta konvensi Demokrat yakni anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa, Rektor Paramadina Anies Baswedan, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal. Selain itu jugamantan Panglima TNI Endriatono Sutarto, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, anggota Dewan Pembina Demokrat Hayono Isman, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua DPR Marzuki Alie, mantan KSAD Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie dan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang.