Bisnis.com, JAKARTA— Meninggalnya dokter ahli forensik Mun’im Idris akibat komplikasi penyakit yang dideritanya tidak saja membuat pihak keluarga merasa kehilangan, namun juga menimbulkan duka mendalam bagi para pencari keadilan.
Maklum, selama ini dokter yang dikenal sangat lugas dalam mengungkap hasil temuannya tersebut cukup banyak terlibat membantu aparat keamanan menegakkan keadilan dalam berbagai kasus kejahatan
Dari berbagai sumber yang dikumpulkan Bisnis, pria yang meninggal dalam usia 66 tahun itu tercatat telah menangani sejumlah kasus mulai dari kasus kematian Presiden RI Sukarno, kasus Kematian pejuang HAM Munir hingga kasus pembunuhan sadis terkini atas Franceisca Yovie alias Siska di Bandung.
Untuk kasus kematian Soekarno, dalam bukunya berjudul "X Files: Mengungkap Fakta Kematian Bung Karno" Mun’im mengatakan penyebab utama kematian Soekarno adalah pembiaran negara terhadapnya. Pribadi Soekarno yang sangat aktif dan dinamis, ujarnya, “rusak” karena di terpenjara di Istana Bogor.
Pria yang gemar menggunakan topi tersebut juga ikut membantu dalam proses otopsi jenazah pejuang HAM, Munir Said Thalib. Mun'im yang ditugaskan untuk membantu membongkar kasus itu pun membeberkan sejumlah fakta menarik. Pria itu terkejut setelah mengetahui Munir tewas akibat diracun arsenik dan dia menilai cara pelaku membunuh dengan arsenik dianggap sangat pintar.
Sedangkan dalam kasus Siska, Mun’im sempat mengkritik rekannya di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung terkait kasus kematian wanita yang penuh misteri tersebut. Menurut Mun’im, hasil visum di rumah sakit itu tidak memenuhi standar pemeriksaan forensik.
Sedangkan beberapa kasus lainnya yang ikut melibatkan keahlian forensik dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu antara lain termasuk kasus kematian mantan peragawati Dice Budiasih yang melibatkan Mochamad Siradjuddin alias Pak De. Begitu juga dengan kasus pedofili yang melibatkan tersangka Robot Gedhek, Mun’im pun ikut dimintai pendapatnya.
Mun’im juga menjadi saksi ahli dan dimintai pendapatnya untuk beberapa kasus lainnya seperti dalam kasus kematian aktivis buruh Marsinah, kasus Trisaksi dan Semanggi serta sejumlah kasus pembunuhan misterius alias Petrus di zaman Orde Baru. (ltc)