Bisnis.com, PEKANBARU — Turunnya harga CPO dunia hingga akhir kuartal I/2013, adanya perlambatan permintaan, serta membanjirnya CPO asal Malaysia menyebabkan ekspor nonmigas Riau turun tajam.
Edi Ariyanto, Chief Economist BNI wilayah Padang (mencakup area Sumbar, Riau, dan Kepri) mengatakan untungnya pada pertengahan kuartal kedua, harga minyak sawit dunia mulai naik lagi.
Hal itu seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak nabati dunia karena datangnya bulan Ramadhan, serta akibat kebijakan substitusi dari minyak mentah ke minyak nabati sebagai sumber energi di China dan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
“Di kuartal I harga CPO anjlok banget karena di awal tahun Malaysia lagi panen raya CPO. Akibatnya permintaan CPO turun dan ekspor Riau turun tajam. Tapi ke depannya permintaan CPO akan membaik,” ujarnya, Jumat (20/9/2013).
Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, nilai ekspor Riau pada Juni 2013 mencapai US$1,5 miliar atau turun 7,55% dari ekspor pada Mei 2013 sebesar US$1,628 miliar.
Nilai ekspor sebesar US$1,5 miliar itu terdiri dari ekspor migas US$519,77 juta dan nonmigas US$985,62 juta. Ekspor migas turun 6,61% dari ekspor Mei sebesar US$556,57 juta, sedangkan ekspor nonmigas turun 8,04% dari ekspor Mei sebesar US$1,07 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Januari—Juni 2013 sebesar US$8,6 miliar atau turun 7,77% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$9,34 miliar.
Turunnya nilai ekspor kumulatif ini diakibatkan oleh turunnya ekspor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 13,05% dan 4,77%. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 7% dan ekspor hasil minyak sebesar 44,85%.
Sementara itu jika dilihat dari sektornya, selama Januari—Juni 2013 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor hasil pertanian, pertambangan dan lainnya mengalami kenaikan masing-masing sebesar 11,28% dan 7,2%. Di sisi lain, sektor industri mengalami penurunan sebesar 4,91%.
Selama Januari—Juni 2013, ekspor nonmigas Riau didominasi oleh Lemak dan Minyak Hewan/Nabati US$3,48 miliar (61,5%), diikuti oleh bubur kayu/pulp US$701,3 juta (12,37%), berbagai produk kimia US$590,07 juta (10,41), serta kertas dan karton US$575,8 juta (10,16%). Kontribusi keempatnya mencapai 94,44% dari total ekspor nonmigas Riau.
Ekspor nonmigas selama Januari—Juni 2013 paling tinggi ke India US$1,2 miliar (21,3%), diikuti oleh China US$785,3 juta (13,85%), Belanda US$431,48 juta (7,61%), Malaysia US$387,66 juta (6,84%), dan Amerika Serikat US$236,61 juta (4,17%). Kontribusi kelimanya mencapai 53,77% terhadap keseluruhan ekspor nonmigas Riau.