Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung meningkat drastis dari 7.542 pada Selasa Sore (17/9) menjadi 12.950 pada hari ini, Rabu (18/9) pukul 11.00 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selain jumlah pengungsi yang terus meningkat, titi pengungsian juga bertambah dari 12 titik menjadi 24 titik.
“Begitu pula titik pengungsian dari 12 titik berkembang menjadi 24 titik. Jumlah pengungsi ini lebih besar dari pada jumlah pengungsi saat erupsi Agustus-September 2010 yang letusannya lebih besar dibanding letusan saat ini,” katanya dalam pesan singkat hari ini, Rabu (18/9/2013).
Adapun 24 pos pengungsian dan jumlah pengungsinya adalah Jambur Sempakata (2.308), Klasis GBKP (800), GBKP Kota/Gedung KKR (1.200), GBKP Kota/Gedung Serbaguna (239), Jambur Payung (1.500), dan KWK Berastagi/perempuan (1.300).
Lainnya adalah Klasis Barastagi/laki-laki (381), Mesjid Istikar Barastagi (174), Mesjid Agung (182), Zentrum (339), GBKP Simpang VI (220), Paroki (50), Jambur Tuah Lopati (800), Losd Tiganderket (1.600), dan Tanjung Pulo (500).
Sisanya adalah Gedung KNPI (170), GBKP Jl. Kotacane (190), GBKP/Retreat Center (200), Sekolah Taman Doa Ora et Labora (105), Posko Jambur Tongkoh (350), Kantor ASAP (58), GBKP Asrama Kodim (9), dan Gereja GBKP Katepul (275).
Bertambahnya jumlah pengungsi itu dinilai karena desa-desa yang berada di luar radius 3 km dari erupsi gunung, yang sebenarnya aman sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, ternyata juga ikut mengungsi.
Hanya Desa Sukameriah yang harus dikosongkan karena letak desa itu berada kurang dari radius 3 km dan terletak di bawah bukaan kawah Sinabung sehingga rawan luncuran awan panas dan lava.
Dia mengatakan peningkatan kesadaran masyarakat atas bahaya letusan mendorong masyarakat evakuasi mandiri. Bahkan yang tinggal di luar daerah bahaya pun ikut mengungsi. Sebelumnya masyarakat sulit diungsikan tapi ini perlu diatur tentang kesiapan mengelola pengungsian.
“Hari ini akan didata nama-nama pengungsi di tiap-tiap pos pengungsian. Orang keluar masuk tanpa ada pencatatan baik oleh petugas. Selain itu saat pagi hingga siang banyak pengungsi yang kembali ke rumahnya untuk merawat ternak dan lahan pertaniannya,” katanya.
Pada awal letusan Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Minggu dini hari (15/9) pukul 02.51 WIB, BNPB mencatat 3.710 jiwa mengungsi.
Pihaknya menyatakan pengalaman penanganan erupsi Gunung Api Sinabung yang pernah meletus pada Agustus-September 2010 telah memberikan banyak pembelajaran bagi Pemda Karo dan BPBD. Pada saat itu erupsi Gunung Sinabung tingginya mencapai 3.000 meter, dentuman terdengar hingga 8 km, dan jumlah pengungsi mencapai 12.000 jiwa.