Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Calon Dubes Jerman: Penolakan Terhadap Fauzi Bowo tak Mendasar

Bisnis.com, JAKARTA-Max Sopacua, Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrat mengatakan bahwa alasan penolakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman terhadap Mantan Gubernur Fauzi Bowo tidak kuat.

Bisnis.com, JAKARTA-Max Sopacua, Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrat mengatakan bahwa alasan penolakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman terhadap Mantan Gubernur Fauzi Bowo tidak kuat.

Menurut Max, dasar penolakan itu jangan hanya disebabkan unsur suka dan tidak suka, tapi harus memiliki alasan yang rasional.

"Menolak boleh, asalkan diikuti dengan alasan yang rasional," ujarnya ketika dijumpai di Gedung DPR RI hari ini, Rabu (18/9/2013).

Max memaparkan bahwa bukan hanya Foke saja yang mendapat penolakan dari PPI Jerman. Anggota Komisi I DPR juga pernah mendapat penolakan dari PPI Jerman ketika berkunjung kesana.

Menanggapi kritikan PPI Jerman terhadap Fauzi Bowo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Foke terhadap isu rasial yang disampaikannya pada kampanye pilkada Jakarta lalu. Max mengatakan bahwa itu telah dipertimbangkan matang-matang oleh pemerintah.

"Jika dia rasialis, maka pemerintah tidak akan menempatkannya disana,"jelasnya.

Dia menambahkan bahwa penunjukkan Foke ini sudah dipertimbangkan sejak beberapa bulan yang lalu dan telah berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia dan Jerman mengenai pantas atau tidaknya sosok ini ditempatkan disana.

Max berharap agar rencana penunjukkan Foke sebagai Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Jerman bisa menyatukan pendapat dan mengkoordinasikan seluruh pihak, termasuk kaum pelajar Indonesia di Jerman.

"Foke sebagai pejabat politik, memiliki kapasitas dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi Dubes Jerman."

Tanggapan Foke  

Menanggapi isu penolakan dari PPI di Jerman, Foke mengatakan bahwa tidak semua anggota PPI menolaknya, tetapi ada juga yang menerimanya.

"Ada pihak yang menerima dan menolak menurut saya itu hal yang wajar, kebetulan ada dari perwakilan PPI yang datang kesini," paparnya ketika menghadiri undangan fit and propper test dari Komisi I DPR.

Menurut Foke yang menilai kapasitas dan kemampuan calon duta besar adalah pemerintah dan anggota dewan. "Jadi, serahkan saja hasilnya nanti pada mereka."

Sementara itu, soal isu rasial yang diduga dilakukannya pada saat kampanye pilkada Jakarta lalu, Foke menolak untuk menanggapinya. "Saya tidak akan menanggapi hal-hal yang tidak berkaitan dengan RDP ini,"terangnya.

Ketika tiba di Gedung DPR Foke didampingi oleh seseorang yang mengaku sebahai perwakilan PPI dan mengatakan bahwa siapapun yang menjadi Dubes, dia harus mampu melakukan beberapa kinerja yaitu meningkatkan hubungan kerjasama antara Indonesia dan Jerman, memperhatikan kesejahteraan mahasiswa dan masyarakat serta transfer pengetahuan.

Namun, orang yang mengaku sebagai perwakilan PPI ini belum diketahui identitasnya dan jabatannya di PPI.

Foke sendiri mengaku tidak begitu mengenal sosok yang mengaku sebagai perwakilan PPI tersebut, tetapi dia memberikan kebebasan kepada siapa saja yang ingin mendukungnya sebagai calon Dubes Jerman.

Komisi I DPR RI yang membidangi urusan luar negeri dijadwalkan akan melakukan uji kelayakan atau fit and propper test terhadap 22 Calon Dubes perwakilan Indonesia di luar negeri yang dilaksanakan pada 17-18 September.

Terdapat 10 calon Dubes yang telah menjalani fit and propper test di hadapan Komisi I DPR RI pada Selasa (17/9). Sementara, 12 calon Dubes lainnya, termasuk Foke akan menjalani uji kelayakan.

Nama-nama calon duta besar yang diajukan oleh Presiden SBY antara lain adalah Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Jerman), Suprapto Martosetomo (Afrika Selatan), Sesmenpora Yuli Mumpuni (Spanyol), Yusron Ihza Mahendra(Jepang), Budi Bowoleksono (Amerika Serikat), Linggawaty Hakim (Swiss), Komjen (Pol) Ito Sumardi calon (Myanmar).

Selanjutnya, Letjen TNI (Purn) Jhony Lumintang (Filipina), Yuwono A Putranto(Norwegia), Raudin Anwar(Libya), Abdurrahman M.Fachir(Arab Saudi), Jose Antonio Morato Tavares (Selandia Baru),  Irmawan Emir Wisnandar (Laos), Sugeng Rahardjo (China), Burhanuddin (Sudan), Nurul Qomar (Brunei Darussalam), Gary Rachman Makmun Jusuf (Fiji), Rahmat Pramono (PTRI ASEAN), Diar Nurbiantoro (Romania), Mulya Wirana (Portugal), Pitono (Kamboja),  Moenir Ari Soenanda (Peru).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper