Bisnis.com, JERUSALEM--Israel ingin melihat Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan. Ini perubahan sikap terbuka Israel untuk tidak terikat komitmen pada perang saudara di negara tetangganya itu.
"Bahkan kekalahan Bashar oleh gerilyawan yang bersekutu dengan Al Qaida lebih disukai dibandingkan dengan persekutuan saat ini antara Damaskus dan musuh bebuyutan Israel-Iran," kata Duta Besar Israel Michael Oren dalam wawancara dengan Jerusalem Post, Selasa (16/9/2013) waktu setempat.
Komentarnya menandai pergeseran dalam posisi terbuka Israel mengenai perang dua-setengah tahun di Suriah.
Meskipun keduanya bermusuhan, kestabilan telah berlangsung antara kedua negara tersebut selama pemerintahan Bashar dan kadang-kala Israel mengadakan pembicaraan perdamaian dengan dia dengan harapan bisa menjauhkan Suriah dari Teheran dan gerilyawan yang ditaja Iran di Lebanon, Hizbullah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah lama menghindari secara terbuka seruan bagi penggulingan Presiden Suriah itu.
Sebagian pejabat Israel sekarang khawatir bahwa gerilyawan garis keras yang memerangi Bashar akhirnya akan mengarahkan senjata mereka ke negara Yahudi tersebut.
Namun, sementara Bashar menghadapi pengutukan pimpinan AS karena pasukannya diduga menggunakan senjata kimia terhadap satu wilayah gerilyawan di pinggiran Damaskus pada 21 Agustus, Oren mengatakan pesan Israel ialah dia harus pergi.
"Kami sejak dulu selalu ingin Bashar al-Assad pergi, kami sejak dulu lebih suka orang jahat yang tidak didukung oleh Israel dibandingkan dengan orang jahat yang didukung oleh Iran," kata Oren di dalam wawancara tersebut, yang kutipannya disiarkan pada Selasa sebelum diterbitkan secara lengkap pada Jumat mendatang.
Penggulingan Bashar, menurutnya, juga akan membuat lemah persekutuan Iran dengan Hizbullah. (Antara/Reuters)