Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Balikpapan Segera Naikkan Harga Rumah 5%

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pengembang perumahan di Balikpapan bersiap menyesuaikan harga lebih dari 5%, seiring dengan besarnya tekanan ekonomi dalam dan luar negeri yang masih belum stabil sejak akhir Juni lalu.

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pengembang perumahan di Balikpapan bersiap menyesuaikan harga lebih dari 5%, seiring dengan besarnya tekanan ekonomi dalam dan luar negeri yang masih belum stabil sejak akhir Juni lalu.

Ketua Komisariat Real Estate Indonesia Balikpapan Andi Sangkuru mengatakan penyesuaian harga rutin sebesar 5% yang dilakukan tiap tiga bulan karena adanya penyesuaian terhadap harga material.

Kenaikan bahan bakar minyak pada akhir Juni serta pelemahan rupiah dalam beberapa pekan terakhir kemungkinan akan mengerek kenaikan harga properti di atas angka normal. 

“Kemungkinan kenaikan pada kuartal III/2013 ini bisa di atas 5% karena ada tekanan bisnis dalam beberapa bulan belakangan,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (16/9).

Adapun untuk kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menurutnya tidak berdampak langsung terhadap harga jual rumah. Dampaknya kemungkinan akan terkena pada kenaikan angsuran kredit pemilikan rumah (KPR) di bank. 

Andi memaparkan pada Juli lalu juga terjadi kenaikan harga tetapi tidak banyak yang mempertimbangkan dampak kenaikan BBM. Sementara penjualan pada Agustus, diakuinya agak sedikit melambat karena ada momen Ramadan hingga Lebaran. “Karena itu, kemungkinan akan ada kenaikan harga lebih dari 5% pada akhir September ini,” tukasnya.

Sebelumnya, kenaikan harga juga terjadi pada segmen perumahan vertikal atau apartemen. Jeffry Effendy, GM Marketing & Promotion PT Wulandari Bangun Laksana, pengembang yang berada di bawah Pintu Air Mas (PAM) Group mengaku kenaikan harga terjadi sebesar 2,5%-5% per bulan. Kenaikan tersebut terjadi karena permintaan yang lebih besar dibandingkan dengan suplai yang ada. 

“Hukum pasar yang berlaku. Semakin besar permintaan, semakin naik harganya,” katanya.

//permintaan besar//

Tak hanya perumahan vertikal, permintaan unit rumah tapak pun juga masih kurang. Anggota REI Komisariat Balikpapan, imbuh Andi, hanya membangun sebanyak 10.000 rumah tapak sepanjang tahun ini. Adapun kekurangan suplai (backlog)rumah berdasarkan data dari Pemkot Balikpapan pada 2012 mencapai 21.000 unit rumah.

Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Kaltim Sri Sukolestari menyebutkan ada 3.000 unit rumah untuk memenuhi backlog.

Banyaknya pengembang yang masuk ke Balikpapan dalam beberapa tahun belakangan menurutnya juga belum mampu mengurangi backlog rumah. Karena itu, dirinya meyakini bisnis ini masih cukup menggiurkan di beberapa tahun ke depan.

Hal ini juga menyebabkan adanya wilayah baru yang dikembangkan. Andi menyebutkan beberapa anggota REI mulai mengarahkan pengembangan ke Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara selain di wilayah Balikpapan Selatan yang sudah dikembangkan terlebih dahulu.

“Karena di Balikpapan Tengah dan Balikpapan Kota sudah cukup padat sehingga hanya yang sudah memiliki aset tanah saja yang bisa mengembangkan,” ungkapnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper