Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garut Anggarkan Rp115 Miliar Olah Limbah Industri Kulit

Bisnis.com, GARUT—Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia wilayah Garut, Jawa Barat memfinalisasi penanganan penghiliran limbah padat dan cair dari industri penyamakan kulit dengan menganggarkan biaya sebesar Rp115 miliar.

Bisnis.com, GARUT—Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia wilayah Garut, Jawa Barat memfinalisasi penanganan penghiliran limbah padat dan cair dari industri penyamakan kulit dengan menganggarkan biaya sebesar Rp115 miliar.

Yusuf Tojiri, Sekretaris Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) wilayah Garut, mengatakan penghiliran limbah industri penyamakan kulit akan segera dibentuk dengan sejumlah kajian.

“Saat ini, kami tengah menangani penghiliran limbah dengan Balai Besar Kulit dan Plastik Jogjakarta dan Universitas Islam Bandung,” katanya, Jumat (13/9/2013).

Pengolahan limbah industri kulit saat ini tengah menjadi fokus pemerintah Garut akibat banyaknya desakan dari sejumlah kalangan, termasuk LSM.

Namun, banyak perajin masih belum sadar pentingnya pengolahan limbah sehingga dua sungai di sekitar sentra industri penyamakan di Sukaregang tercemar, yakni sungai Ciwalen dan Cigulampeng.

Pengelolaan limbah dari industri beromzet Rp50 miliar per bulan ini, jelasnya, dibedakan menjadi limbah cair dan padat.

Untuk limbah padat industri penyamakan dengan 23 pabrik pengolahan besar bisa mencapai 2 ton per bulan. Namun, untuk limbah cairnya, asosiasi belum menghitung kubikasi limbah tersebut.

Untuk mengolah limbah, rincinya, dibutuhkan dana sekitar Rp5 miliar untuk satu pengolahan yang ada di satu pabrik, sehingga, jika ada 23 pabrik yang harus mengelola limbah diperlukan sekitar Rp115 miliar. Dana itu nantinya akan dihimpun dari pemerintah dan kas masing-masing perusahaan.

Sementara itu, peneliti dari Balai Besar Kulit dan Plastik Jogjakarta Sri Sutiasmi mengatakan limbah dari industri penyamakan kulit di Sukaregang akan segera dibentuk. Saat ini penelitian difokuskan untuk pengolahan limbah cair.

Secara teknis, paparnya, limbah cair dari industri penyamakan akan dipisahkan dari air dan senyawa kimia yang mengikat. Nantinya, limbah yang terbuang hanya berupa air. Adapun senyawa kimia akan digunakan lagi untuk penyamakan.

Untuk limbah padat berupa potongan perca kulit, katanya, dapat digunakan untuk bahan asbes dan alat bangunan lainnya.

“Kami dan pengusaha setempat akan berusaha menjadikan limbah padat itu lebih berguna di kawasan ini juga,”  katanya tanpa merinci kegunaan barang hasil limbah itu.

Adapun untuk tingkat keberhasilan pengolahan limbah di kawasan industri ini adalah tidak matinya ekosistem yang ada di sungai. Saat ini banyak ikan yang mati akibat perajin membuang limbah cair di dua sungai tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper