Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini (13/9/2013) selain isu soal dampak mengenai kenaikan suku bunga tersebut di kalangan pengusaha dan masyarakat.

BI Menstabilkan Rupiah

Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25%. Langkah bank sentral ini dimaksudkan untuk mengendalikan inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan penyesuaian defisit transaksi berjalan secara berlanjut (KOMPAS)

Bunga Kredit Mekar, Pengusaha Pening

Jangan berharap bunga kredit Anda akan melandai. Saat ini, sulit bagi bank-bank untuk menurunkan suku bunga pinjaman. Ini adalah efek domino dari operasi moneter Bank Indonesia (BI). Dalam Rapat Dewan Gubernur BI, kemarin (12/9), BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI rate 25 basis poin menjadi 7,25%  (KONTAN).

Kinerja Bank Bakal Terancam

Luar biasa! Hanya dalam waktu empat bulan, suku bunga acuan Bank Indonesia melonjak 125 basis poin (bps), dari 6% menjadi 7,25%. Tudingan bahwa Gubernur BI, Agus Martowardojo menerapkan rezim suku bunga tinggi, semakin terang-benderang. Alasan bank sentral menaikkan BI rate untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Namun sekali lagi, apakah langkah ini sebagai “obat mujarab,” di kala daya beli masyarakat semakin melorot serta nilai tukar rupiah masih lemah, meski inflasi sudah cenderung menurun?  (NERACA).

BI: Fundamental Membaik

Bank Indonesia menyatakan bahwa fundamental ekonomi pada semester II akan menguat. Hal itu tercermin pada potensi membaiknya neraca perdagangan, neraca modal dan finansial, defisit transaksi berjalan, kurs rupiah yang kian stabil, dan menurunnya laju inflasi  (INVESTOR DAILY).

BI Fokus Jaga Transaksi Berjalan

Bank Indonesia kembali merevisi asumsi pertumbuhan ekonomi 2013 menjadi 5,5%-5,9% dari sebelumnya 5,8%-6,2%, karena pertumbuhan konsumsi masyarakat cenderung melambat.

BI juga menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 7,25% untuk mengendalikan inflasi, depresiasi nilai tukar dan mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan (INDONESIA FINANCE TODAY). 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper