Bisnis.com, JENEWA - Amerikat Serikat dan Rusia memulai perundingan tingkat tinggi atas paket rencana Moskow untuk mendesak Suriah menyerahkan senjata kimianya di Jenewa, Swiss, Kamis (12/9/2013).
Hal ini karena Damaskus secara resmi sudah bergabung dengan larangan gas beracun global.
Namun, Menteri Luar Negeri John Kerry menekankan bahwa kekuatan militer AS masih mungkin diperlukan jika jalur lewat diplomasi gagal.
"Ini bukan permainan," kata Kerry ketika tampil berpidato dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov setelah pembukaan perundingan di Jenewa, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/9/2013).
Perundingan itu bertujuan untuk memastikan rencana Rusia yang menjamin dan membuang persedian senjata kimia milik Suriah.
Perundingan itu merupakan bagian upaya diplomatik yang mendorong Presiden Barack Obama untuk menahan rencana serangan udara AS dalam menanggapi serangan senjata kimia terhadap warga sipil di dekat Damaskus pada 21 Agustus lalu.
AS dan sekutunya mengatakan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad melakukan serangan dengan gas sarin, yang menewaskan lebih dari 1.400 jiwa, termasuk 400 anak-anak. Namun Rusia dan Assad menyalahkan pasukan pemberontak.
PBB mengatakan sudah menerima dokumen dari Suriah untuk bergabung dengan perjanjian global anti senjata kimia, suatu langkah yang dijanjikan Assas sebagai bagian kesepakatan untuk mencegah serangan udara AS.