Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sedikit berubah meski sebelumnya anjlok ke level terendah dalam tiga pekan setelah Suriah menyetujui proposal Rusia untuk menyerahkan senjata kimianya.
Kondisi itu, bagaimanapun juga, telah meredakan ketegangan yang mengancam ekspor minyak mentah Timur Tengah.
Nilai kontrak turun hingga 0,3% di bursa New York setelah melemah 1,9% kemarin. Kantor berita Rusia, Interfax sebagaimana mengutip Menlu Suriah Walid al-Muallem, menyatakan pemerintahnya menerima usulan Rusia.
Prancis akan mengajukan usulannya ke PBB terkait penghentian penggunaan senjata kimia di Suriah. President Barack Obama will outline his case for the threat of military action in a televised address from the White House at 9 p.m. in Washington.
Harga minyak WTI untuk pengiriman Oktober tercatat US$107,13 per barel atau turun 26 sen di bursa New York Mercantile Exchange pukul 10.28 waktu Sydney atau 07.28 WIB sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (11/9/2013).
Nilai kontrak turun US$2,13 menjadi US$107,39 kemarin atau yang terendah sejak 4 September. Volume seluruh kontrak yang diperdagangkan tercatat 56% di bawah rata-rata 100 hari.
Sementara itu, minyak Brent untuk pembayaran Oktober naik 5 sen menjadi US$111,30 per barel di bursa ICE Futures Europe London. Selisih harga kontrak minyak mentah acuan Eropa tersebut terhadap WTI mencapai US$4,20 setelah ditutup US$3,86 kemarin atau selisih terkecil dalam 3 pekan.