Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebangkitan Manufaktur China Gairahkan Pasar Asia

TOKYO - Ekspansi manufaktur China pada fase tercepat bulan lalu berhasil mendongkrak nilai saham Asia ke level tertinggi dalam 2 pekan pada hari ini, Senin (2/9/2013). Tidak hanya itu, dolar Australia juga menguat karenanya.

TOKYO - Ekspansi manufaktur China pada fase tercepat bulan lalu berhasil mendongkrak nilai saham Asia ke level tertinggi dalam 2 pekan pada hari ini, Senin (2/9/2013). Tidak hanya itu, dolar Australia juga menguat karenanya.

Risiko jangka pendek bagi saham Asia juga berkurang akibat penundaan rencana serangan militer Amerika Serikat ke Suriah, karena Presiden Barack Obama masih harus menunggu persetujuan Kongres.

Indeks saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang menguat 0,9%, melanjutkan kenaikan sebesar 2,1% selama dua sesi sebelumnya. Indeks Hang Seng Hong Kong juga merangkak naik 2%, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 naik 0,7%.

Sementara itu, indeks acuan Nikkei Jepang naik 0,9% dan indeks Topix Jepang menguat 1,1%. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga menguat 0,9%, sementara nilai tembaga dan perak Negeri Kanguru masing-masing mengalami rally 2,2% dan 1,5%.

Dolar Australia juga menguat 0,6% menjadi US$0,8961. Australia memiliki ketergantungan yang sangat kuat terhadap pertumbuhan China karena kedua negara memiliki volume perdagangan yang sangat signifikan.

Di Eropa, pasar saham juga mengalami penguatan terbesar dalam 8 pekan berkat data manufaktur China. Indeks Stoxx Europe 600 naik 1,3% menjadi 301,29 pada Senin siang di London.

“Ekspetasi pertumbuhan secara global terus meningkat. Rebalancing yang terus berlanjut di China mempertahankan tren laju pertumbuhan pada level lambat,” jelas Michael Kurtz, Kepala Ahli Strategi Ekuitas Global Nomura Holdings Inc. yang berbasis di Hong Kong.

Kepala Ahli Strategi G10 FX Citigroup Inc. Steven Englander menambahkan kondisi itu akan memperkuat pandangan tentang stabilisasi China. "Ini adalah risiko positif, karena hilangnya risiko jangka pendek akibat perlambatan China yang dikhawatirkan membawa dampak memukul lebih jauh,” klaimnya.

Pada Minggu (1/9), laporan indeks Purchasing Managers (PMI) China bulan lalu berhasil memecahkan rekor tertinggi dalam 16 bulan. Data PMI manufaktur lain yang dirilis Senin (2/9) oleh HSBC menunjukkan aktivitas pabrik milik swasta bulan lalu juga naik untuk pertama kalinya dalam 4 bulan terakhir.

“PMI China yang menembus 51 mengikuti sejumlah statistik yang kian membaik dan merupakan konfirmasi bahwa pertumbuhan China telah mengalami konsolidasi sejak Juli,” ujar Ric Spooner, Kepala Analis Pasar CMC Markets di Sydney.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper