Bisnis.com, MAKASSAR - Penggagas Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) Jusuf Kalla menyatakan pentingnya pembangunan yang merata di Indonesia agar tidak terjadi konflik.
Kerisauan akan tidak seimbangnya pembangunan antara Indonesia bagian barat dengan kawasan timur menjadi salah satu alasan lahirnya PSBM pada 1994.
"Sejak 90-an upaya kita memajukan Sulsel khususnya dan kawasan timur Indonesia pada umumnya untuk kemajuan yang setara. Bangsa yang besar hanya bisa utuh jika ada keseimbangan," tutur JK dalam acara PSBM ke-14, Senin (19/2013).
JK mengingatkan akan sejarah konflik Indonesia seperti pemberontakan Permesta, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), hingga perlawanan di Aceh yang merupakan dampak dari ketidakseimbangan pusat dengan daerah.
Bagi ketua Palang Merah Indonesia (PMI) ini juga ada kerisauan tersendiri terkait penyebaran orang Bugis Makassar. Menurutnya, orang Bugis yang yang ada di luar Sulsel lebih banyak atau setidaknya sama dengan yang di daerah asal.
Padahal, lanjutnya, orang Bugis yang merantau biasanya yang kuat, sedangkan yang tinggal di daerah adalah yang lebih lemah. "Bahayanya yang tinggal di kampung-kampung di Sulsel itu yang lemah," katanya.
Hal itu beda dengan corak transmigrasi orang Jawa yang membawa semua satu desa, sehingga baik yang rajin dan malas sama-sama berpindah.
Oleh karena itu dia berharap dengan saudagar yang ada di Sulsel agar bisa lebih banyak membangun daerah yang kaya akan sumber daya alam ini.
Sulsel sediri, lanjut JK, mendapat momen kebangkitan ekonomi pada saat Indonesia diterpa krisis. Pada saat rupiah anjlok, petani kakao hingga produk laut mendapat berkah karena menjual komoditas ke luar negeri.
Hal itu merupakan ciri saudagar yang dapat mengambil kesempatan dalam keadaan apapun, tambah JK. "Kerjakeras tanpa henti, itulah semangat pertemuan ini. Pertemuan ini mendorong semangat, mendorong kemauan, dan mendorong harga diri," ujar mantan wakil presiden RI periode 2004-2009.
Modal keberanian dan inovasi saudagar Bugis Makassar ini menjadi bekal menghadapi Asean Economic Community pada 2015. Menurut JK, pengusaha tidak perlu takut menghadapi integrasi ekonomi kawasan karena justru semakin banyak kesempatan terbuka.
Pengusaha Zaenal Thayeb menilai posisi JK sangat penting dalam forum PSBM sejak awal diselenggarakan hingga 19 tahun kemudian.
Namun Thayeb khawatir soal masa depan forum saudagar Bugis Makassar. "Pertemuan saudagar Bugis Makassar akan habis jika JK tidak ada. Saya bisa lihat ketika beliau menjadi wapres, semua oran datang. Ketika sudah tidak menjabat, banyak yang meninggalkan forum pertemuan PSBM," katanya.
Untuk pertemuan ke-14 ini Thayeb mengakui lebih banyak pesertanya dari forum sebelumnya. Pengusaha ini menduga karena banyak diantaranya adalah undangan, termasuk dari pihak pemerintah daerah.
Ketua panitia PSBM XIV Amirullah Abbas mengungkapkan peserta yang hadir dalam forum ini hampir mencapai 1.200 orang, dengan jumlah pengusaha lebih dari 400 orang.
Hadir dalam pertemuan ini antara lain Kapolda Sulselbar Burhanuddin Andi, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ketua Kadin Sulsel Zulkarnaen Arief, Mayjen Abdul Rifai, dan imam masjid besar New York Muhammad Shamsu Ali.