Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia meminta militer Mesir menghargai hak masyarakatnya untuk berunjuk rasa secara damai.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan penggunaan kekuatan militer terhadap aksi unjuk rasa damai (peaceful demonstration) bertentangan dengan nilai demokrasi dan hak asasi manusia.
"Militer mesti menghormati demokrasi. Penggunaan kekuatan militer dan senjata terhadap peaceful demonstration tidak bisa diterima," kata SBY di Istana Negara, Kamis (15/8/2013).
Indonesia, lanjut Presiden, mengharapkan pemimpin pihak yang bertikai di Mesir untuk menahan diri dari konflik dan memulai proses mencari kompromi.
"Indonesia masih berharap kepada para pemimpin, baik di pihak pemerintah [Mesir], kaum militer, maupun Ikhwanul Muslimin sebisa-bisanya mencegah situasi tidak lebih memburuk," katanya.
Indonesia, lanjutnya, memiliki pengalaman berada di dalam situasi perubahan politik seperti yang saat ini dialami Mesir. Indonesia bisa melalui situasi itu melalui kolaborasi, sinergi, dan rasa kebersamaan antara pemimpin sipil dan militer.
"Situasi [1998] itu tidak lebih buruk lagi karena militer Indonesia mendukung reformasi dan demokratisasi. Sementara, pemimpin politik Indonesia tidak meninggalkan militer," kata SBY.
Kepala Negara juga meminta Dewan Keamanan PBB segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan jatuhnya korban.