Bisnis.com, DUBAI – Baru-baru ini Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) mengadakan penelitian yang menunjukkan bahwa libur Idufitri maupun jenis cuti nasional lainnya dapat meningkatkan produktivitas pekerja di suatu negara.
OECD mengumpulkan banyak data ekonomi dari berbagai penjuru dunia dan mendapatkan teori-teori bahwa jatah libur nasional di suatu negara berpengaruh terhadap dunia finansial global.
Sebagaimana dilansir oleh The National dari Uni Emirat Arab pada Kamis (8/8/2013), data-data produktivitas dari berbagai negara memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan lamanya jam serta hari kerja yang harus dijalani setiap pegawai dalam satu bidang tertentu.
Data-data tersebut menunjukkan negara-negara yang memberi libur nasional dalam jumlah lebih banyak memiliki tingkat pertumbuhan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang tidak memberi liburan nasional.
Padahal, selama ini banyak pihak yang menilai negara-negara yang memberi banyak cuti bersama tidaklah produktif karena para pekerja dipaksa untuk absen ketika pegawai-pegawai di luar negeri tengah bekerja.
Misalnya saja China, di mana cuti bersama diberikan lebih banyak ketimbang di negara-negara lain. Pekerja di Negeri Panda berhak mendapatkan total libur nasional selama 28 hari dalam setahun.
Mereka mendapat libur selama 3 hari untuk tahun baru Masehi pada Januari, 7 hari untuk tahun baru China pada Februari, 3 hari untuk festival Qingming pada April, 3 hari untuk Hari Buruh pada Mei, 3 hari untuk festival Perahu Naga pada bulan lunar ke-5, 3 hari untuk festival musim semi pada bulan lunar ke-8, dan 3 hari untuk Hari Jadi China pada Oktober.
Kebanyakan dari libur tersebut jatuh pada Jumat dan mencakup akhir pekan.
Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, produktivitas per kapita di China memang jauh lebih rendah. Padahal, AS tidak memberi jatah libur nasional pada perayaan Natal maupun Fourth of July. Akan tetapi, jika menilik dari segi pertumbuhan produktivitas, China berada jauh di atas AS.
Produktivitas per kapita di China bertumbuh sekitar 9%, sementara di AS hanya 0,3%. China sebenarnya memiliki jatah libur nasional lebih banyak sebelum 2008, tetapi proses reformasi struktural oleh Perdana Menteri Li Keqiang mengakibatkan berkurangnya jumlah cuti bersama. Akibatnya, pertumbuhan produktivitas melambat sebesar 4 poin presentase dalam 4 tahun terakhir.
Sementara itu, Korea Selatan menyediakan lebih banyak amunisi bagi mereka yang menikmati libur nasional lebih panjang. Di antara negara-negara OECD, Korsel termasuk dalam kelompok negara dengan jumlah cuti bersama terbanyak, yaitu selama 15 hari dalam setahun. Berdasarkan data terakhir, pertumbuhan produktivitas di Korsel mencapai level 6,4%.
Hal serupa juga terjadi di Jepang, negara OECD lain yang juga memberi jatah libur nasional selama 15 hari dalam setahun. Negeri Sakura itu memiliki pertumbuhan produktivitas yang mencapai 4,1%.