KOLOMBO—Sri Lanka baru saja mengoperasikan terminal peti kemas senilai US$500 juta (sekitar Rp5 triliun)—yang merupakan investasi terbesar di Pelabuhan Kolombo—pada saat negara tersebut berupaya memperbarui infrastruktur dengan bantuan China.
Menurut Otoritas Pelabuhan Sri Lanka, terminal yang dibangun dan dioperasikan oleh China Merchants Holdings International Co. itu akan menangani 2,4 juta peti kemas per tahun dan mendorong lebih dari separuh kapasitas Kolombo. Presiden Mahinda Rajapaksa meresmikan fasilitas tersebut pada Senin (5/8/2013).
Terminal baru tersebut juga merupakan bagian dari rencana Sri Lanka untuk menambah kapasitas peti kemas sebanyak 7,2 juta dan memperdalam dermaga di pelabuhan utama negara itu guna menarik kapal-kapal yang lebih besar.
Pada saat Rajapaksa berupaya menarik investasi setelah berakhirnya perang saudara, China menunjukkan perhatiannya terhadap negara pulau itu dengan mengucurkan setidaknya US$3,7 miliar sejak 2005 untuk mengembangkan pelabuhan dan menambah daya listrik.
“Sri Lanka telah merapat ke China karena kemampuan mereka untuk menggelontorkan dana bantuan,” jelas Dushni Weerakoon, Wakil Direktur Institute of Policy Studies di Kolombo, seperti dikutip Bloomberg.
Pada saat Sri Lanka berencana membentuk konsep terpusat, lanjutnya, pertumbuhan di pelabuhan Kolombo akan membantu mendorong perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel