Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Riau Dipangkas, Ini Penyebabnya

Bisnis.com, PEKANBARU - Bank Indonesia memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau 2013 dari 1,8% menjadi 1,6%.

Bisnis.com, PEKANBARU - Bank Indonesia memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau 2013 dari 1,8% menjadi 1,6%.

Asisten Direktur Perwakilan Bank Indonesia Riau Abdul Madjid Ikram mengatakan penurunan lifting minyak PT Chevron Pacific Indonesia bakal berimbas pada pertumbuhan ekonomi Riau.

"Kami prediksi pertumbuhan ekonomi Riau dengan migas pada tahun ini mencapai 1,6%, turun dari prediksi awal tahun sebesar 1,8%. Penurunan lifting minyak Chevron menjadi salah satu penyebabnya," ujarnya, Kamis (25/7/2013).

Madjid menambahkan sepanjang 6 bulan pertama tahun ini realisasi lifting minyak Chevron Pacific Indonesia hanya mencapai 319.700 barel per hari. Raihan tersebut turun 6,11% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas turut dipangkas. Bank Indonesia Perwakilan Riau memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2013 berada di level 7,7%, dengan prediksi di awal tahun sebesar 7,8%. "Turunnya memang hanya 0,1%, tetapi itu cukup signifikan karena PDRB Riau terhitung besar," terangnya.

Pemangkasan pertumbuhan ekonomi tanpa migas, lanjutnya, didasari oleh beberapa hal. Produksi komoditas unggulan di sektor perkebunan yang diramal melambat karena terbatasnya ekspansi lahan dan faktor iklim basah yang berpotensi menganggu panen tanaman menjadi salah satu alasannya.

Meski ekspansi sektor perkebunan sebagai salah satu penopang utama PDRB Riau diperkirakan melambat, tetapi tren perbaikan harga minyak sawit membuat pertumbuhan ekonomi Riau masih terjaga.

"Harga CPO mulai menujukkan tren kenaikan, meski belum akan mencapai harga US$1.000 per metrik ton," ungkapnya.

Peningkatan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif tenaga listrik juga diperkirakan bakal menahan laju pertumbuhan ekonomi Riau. Kombinasi keduanya bakal meningkatkan biaya produksi dan menganggu daya saing produk ekspor Riau.

FAKTOR PILKADA

Madjid menambahkan prediksi pertumbuhan ekonomi Riau masih berada di level moderat. Pasalnya, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) bakal meningkatkan aktivitas ekonomi di Bumi Lancang Kuning itu.

"Proyeksi yang kami buat masih berada di level moderat, sebab 2 tahun ini ada event pilkada dan pemilu. Keduanya memang hanya berlangsung sebentar, tetapi konsumsinya besar," ucapnya.

Guna menganalisa dampak kedua event tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia Perwakilan Riau berencana untuk mengadakan riset. Hasil kajian diharapkan rampung akhir tahun ini.

Madjid juga menyoroti dukungan pembiayaan perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi Riau yang terus meningkat. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kredit pada semester I/2013 yang tumbuh 15,5% year-on-year.

"Aset perbankan juga tumbuh 13,73 year-on-year. Bank pelat merah masih mendominasi aset perbankan di Riau dengan nilai mencapai Rp53,09 triliun," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Kholikul Alim
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper