Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan jumlah penduduk Indonesia terus bertambah besar. Tahun ini diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun, yang disebabkan oleh kuantitas, kualitas, dan dinamika.
Menurut Fasli Jalal, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), struktur tersebut dipengaruhi oleh triple burden. Yaitu jumlah usia sekolah dan balita sebesar 28,87% angkatan kerja 63,54%, dan lansia mencapai 7,59%.
Dia menjelaskan faktor secara kuantitatif adalah persebaran yang fokus pada Pulau Jawa. Sedangkan faktor kuantitas yang mencakup kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
"Jadi, masalah kependudukan di Indonesia ini, adalah tingkat fertilitas dan mortalitas yang masih tinggi, penyebaran yang tidak merata, struktur penduduk yang kurang ideal, dan masalah administrasi kependudukan," ungkap Fasli di sela-sela acara Parenting Education di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Menurut sensus penduduk 2010, katanya, jumlah anak usia dibawah lima tahun mencapai 22.678.702 jiwa. Angka itu cukup besar dalam struktur penduduk Indonesia usia dini.
"Keadaan itu tentu memerlukan perhatian yang cukup besar dari seluruh sektor dan lapisan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan anak agar dapat tumbuh berkembang secara optimal, yang nantinya menjadi anak berkualitas," ungkapnya.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, lanjutnya, dilakukan melalui pembinaan tumbuh kembang anak secara maksimal, melalui lembaga yang sudah ada seperti Posyandu, bina keluarga balita (BKB), kelompok bermain, PAUD, dan lainnya.
Langkah konkrit dalam mengatasi permasalahan demografi tersebut, katanya, adalah dengan mengintensifkan program KB, dan bekerja sama dengan lintas sektor. Jadi, tambah Fasli, dua anak cukup.