Bisnis.com, NEW YORK - Pemimpin lembaga kebudayaan PBB, Selasa (16/7/2013) menyampaikan rasa terkejutnya atas kerusakan yang dialami lokasi Warisan Dunia di Suriah dan kembali menyampaikan seruannya bagi segera diakhirinya kerusakan itu.
Irina Bokova, Direktur Jenderal Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO), mengatakan sangat terkejut dengan berita mengenai kerusakan lebih parah yang dialami warisan budaya di Suriah, Crac des Chaveliers.
"Bokova menyeru semua pelaku agar segera menghentikan kerusakan dan mendesak semua pihak dalam konflik tersebut agar memelihara lokasi itu, serta semua harta budaya Suriah," kata Martin Nesirky, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Crac des Chevaliers termasuk di antara enam lokasi di Suriah yang belum lama ini dimasukkan ke dalam UNESCO List of World Heritage in Danger, dan dipandang sebagai contoh besar arsitektur yang dilindungi di wilayah tersebut yang dibangun selama antara Abad 11 dan 13.
Menurut beberapa video yang diposting di Internet pada Sabtu (13/7/2013), satu serangan udara pada Jumat terhadap kastil kuno di Provinsi Homs di Suriah Tengah, tempat pertempuran berkecamuk antara pasukan pemerintah dan gerilyawan, telah merusak satu menara benteng.
Bokova juga mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik Suriah mengenai kewajiban mereka berdasarkan Konvensi Den Haag 1954 bagi Perlindungan Harta Budaya dalam Peristiwa Konflik Bersenjata.
Sebelumnya, di tengah konflik yang berkecamuk, salah satu makam sahabat Nabi Muhammad Saw Hujr bin Adi di Rif, Damaskus, dirusak. Anehnya jasad Ibn Adi masih utuh.
Pihak Basyar Al Assad menuduh kelompok-kelompok Mujahidin yang melakukan pembongkaran makam tersebut. Namun, kelompok Mujahidin menolak tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa rezim Syiah Basyar-lah yang melakukan pembongkaran makan untuk mendiskreditkan para Mujahidin sebagaimana yang mereka lakukan atas kasus pembunuhan Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi.