Bisnis.com, JAKARTA-Penyidik gabungan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, Polda Jabar, dan Polres Bogor tidak mengenal lelah demi mengembangkan kasus hilangnya 250 dinamit dalam sebuah truk yang dibawa kabur saat perjalanan dari Subang ke Bogor pada Kamis (27/6/2013).
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Frengky Sompie mengatakan tim gabungan itu terus mempelajari kemungkinan dinamit hilang yang diduga akibat adanya motif pencurian dan penggelapan.
Dua kemungkinan ini masih terbuka sampai kami temukan dinamit itu ada dimana, katanya, Selasa (9/7/2013).
Ronny menegaskan siapapun yang melakukan perbuatan tersebut diharapakn agar segera melapor dan mengembalikan dinamit hilang milik milik perusahaan tambang batu PT Batu Sarana Persada (BSP) agar kekhawatiran bisa dihilangkan.
Kami masih terus memeriksa saks-saki yang dekat dengan perjalan dinamit itu, mulai dari Subang, Marunda (Jakut), hingga Bogor. Semua yang bisa kita dengan keterangannya, akan kami periksa, ujarnya.
Sebelumnya, seorang sumber di lingkungan kontra teror Polri yang meminta tak disebutkan namanya, mengatakan bahwa jika dinamit yang total beratnya mencapai 50 kg itu sampai jatuh ke tangan jaringan teror, maka hampir bisa dipastikan itu adalah bencana besar.
Hal itu karena pelaku teror ini telah membuat bom rakitan dengan detonator komersial, seperti di TKP kasus terorisme di Tambora (Jakbar), Beji (Depok), Solo (Jateng), Dompu (NTB), dan Poso (Sulteng).
Menurut sumber itu pula, oleh seorang bomb maker, detonator atau inisiator dalam sebuah bom pun bisa dibuat, baik elektrik maupun non-elektrik.