BISNIS.COM, JAKARTA--Pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Ari Dwipayana menilai wajar kalau deklarasi capres dan cawapres Wiranto-Hary Tanoesoedibjo memunculkan friksi internal di tubuh Partai Hanura.
Menurutnya, saat ini terdapat dua kelompok kepentingan di tubuh Partai Hanura dengan bergabungnya Hary Tanoe yang membawa gerbong baru ke dalam partai tersebut, setelah pengusaha itu bergabung dengan Hanura beberapa bulan lalu.
“Kalau dua gerbong itu bisa disatukan maka itu akan menjadi sinergi yang kuat. Akan tetapi apakah kehadiran Hary Tanoe bersama Perindo di sana akan mengangkat citra Hanura pada Pemilu 2014, ini masih dipertanyakan,” ujarnya kepada Bisnis saat dihubungi lewat telepon selulernya, Jumat (5/4/2013).
Bersama organisasi Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoe juga membawa “orang-orangnya” dari Partai Nasdem ke dalam partai tersebut.
Sebelumnya Hary Tanoe mendirikan organisasi massa bernama Nasional Demokrat (Nasdem) yang kemudian menjelma menjadi partai politik dan Hary Tanoe kemudian keluar dan mendirikan Perindo.
Dengan demikian, ujarnya, wajar kalau kelompok lama merasa posisi cawapres bagi Hary Tanoe merupakan konsesi yang kurang adil meski pengusaha itu memiliki modal akses media yang kuat.
Kendati demikian, Ari meragukan apakah kehadiran pimpinan kelompok usaha MNC Group dengan kekuatan modal dan medianya akan mampu mengangkat citra Partai Hanura.