BISNIS.COM, KHARTOUM- Pemberontak Sudan membunuh sejumlah pemimpin kelompok sempalan bulan lalu untuk mencegah mereka bergabung dalam pakta perdamaian di Darfur, Sudan, kata komisi internasional IFC yang mengawasi pelaksanaan perjanjian itu, Rabu (5/6/2013)
Pembunuhan 12 Mei terhadap Mohammed Bashar dan pemimpin-pemimpin lain yang memisahkan diri dari Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) "bukan hanya aksi balas dendam namun juga tindakan sengaja dan telah diperhitungkan untuk menghalangi yang lain yang ingin bergabung dalam proses perdamaian itu," kata Komisi Pelaksanaan dan Tindak Lanjut (IFC) dalam sebuah pernyataan.
Kubu Bashar pada April menjadi satu-satunya kelompok sempalan kedua yang bergabung dengan perjanjian perdamaian 2011, yang ditandatangani kelompok sempalan pemberontak di Doha, ibu kota Qatar, dengan pemerintah Khartoum.
Namun, gerakan-gerakan utama seperti JEM dan kelompok Tentara Pembebasan Sudan yang dipimpin Abdel Wahid Mohammed al-Nur menolak menandatangani perjanjian perdamaian itu.
JEM adalah salah satu dari sejumlah kelompok Darfur yang memberontak pada 2003 untuk menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah barat yang gersang itu. Mereka kini dianggap sebagai kelompok pemberontak yang paling kuat di Darfur.
IFC dipimpin oleh Qatar dan dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian itu. Keanggotaan komisi itu mencakup PBB, Uni Afrika, AS, Uni Eropa, Chad, Jepang, Rusia dan yang lain.
PBB mengatakan lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan. Pemerintah Khartoum menyebut jumlah kematian hanya 10.000.
Sebanyak 1,4 juta orang berada di kamp-kamp pengungsi di Darfur setelah meninggalkan rumah mereka selama konflik di wilayah Sudan barat itu.
Perpecahan di kalangan pemberontak dan pertempuran yang terus berlangsung menjadi dua halangan utama bagi perundingan perdamaian yang berlangsung sejak 2003 di Chad, Nigeria dan Libya, sebelum pindah ke Doha.
Bentrokan-bentrokan antara pasukan Sudan dan gerilyawan masih terus berlangsung di Darfur meski misi penjaga perdamaian terbesar dunia UNAMID ditempatkan di wilayah Sudah barat itu.
Misi PBB-Uni Afrika di Darfur (UNAMID), yang kini berjumlah 23.500 orang dan merupakan misi penjaga perdamaian terbesar di dunia, ditempatkan di Darfur, Sudan barat, sejak 2007 untuk berusaha mengakhiri permusuhan antara pemberontak dan pemerintah Sudan.