Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Feodalisme Politik Sumber KKN

BISNIS.COM, JAKARTA—Politisi senior Partai Golkar yang juga Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Tohari mengatakan penyebab turunnya partisispasi publik dalam setiap pemilihan umum adalah akibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang disebabkan oleh

BISNIS.COM, JAKARTA—Politisi senior Partai Golkar yang juga Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Tohari mengatakan penyebab turunnya partisispasi publik dalam setiap pemilihan umum adalah akibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang disebabkan oleh feodalisme politik.

"Dulu masa orba itu KKN adalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Tapi sekarang KKN diganti jadi Korupsi, Kongkalikong dan Dinasti," ujar dia. Dia menyebutkan politik dinasti tidak terlepas dari praktik feodalisme dan feodalsime juga melahirkan gejala KKN.

"Gejala KKN itu dikarenakan feodalisme. Mental-mental feodalisme itulah yang menyebabkan korupsi," ujarnya dalam diskusi yang berjudul "Apatisme Publik Terhadap Parpol' di Gedung MPR RI, Senin (27/5/2013).

Menurutnya, untuk mengatasi apatisme publik di masa datang, setiap parpol harus melakukan langkah nyata untuk mengembangkan egalitarianisme agar mampu menghilangkan praktik feodalisme tersebut. Namun demikian, dia mengakui butuh waktu panjang untuk mengikis feodalisme karena sudah berlangsung sejak lama.

Sementara peneliti senior CSIS, J Kristiadi dalam diskusi itu mengatakan tingkat apatisme publik terhadap partai politik kian meningkat akhir-akhir ini. Dia menyatakan sebagai bukti rendahnya partisipasi publik dalam kegiatan politik terlihat dari tingginya golput alias tidak menggunakan hak suara pada pemilu.

“Saya cemas (apatisme masyarakat) karena, misalnya, pemilu di Jabar kalah dengan yang tidak memilih. Di Sumut juga lebih banyak yang tidak memilih. Kemudian di Palembang," ujar Krsitiadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper