Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upah Buruh Rendah, Jepang Siapkan Investasi Besar di Myanmar

BISNIS.COM, JAKARTA– Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk pertama kalinya sejak 36 tahun terakhir mengunjungi Myanmar untuk berinvestasi di negara tersebut yang memiliki upah buruh terendah di Asia.

BISNIS.COM, JAKARTA– Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk pertama kalinya sejak 36 tahun terakhir mengunjungi Myanmar untuk berinvestasi di negara tersebut yang memiliki upah buruh terendah di Asia.

Seperti dilansir Bloomberg, Jumat (24/5/2013), sekitar 4.000 pebisnis Jepang mengunjungi Myanmar tahun lalu. Masaki Tahara, executive managing director of the Japan External Trade Organization’s Yangon office, mengungkapkan upah buruh yang murah dan pasar sebesar 60 juta orang menarik perhatian perusahaan Jepang.

“Banyak pebisnis [Jepang] berlari ke Myanmar. Tidak ada pasar yang seperti ini di dunia saat ini,” katanya.

Abe mengunjungi Presiden Myanmar Thein Sein yang merupakan pemimpin pertama yang memberikan kebebasan berpolitik dan ekonomi terbuka sejak 50 tahun terakhir berada di bawah kekuasaan militer.

“Ini menarik perhatian sejumlah perusahaan seperti Ford Motor Co., Coca-Cola Co. (KO), dan Visa Inc.,” ujarnya.

Myanmar memiliki upah buruh termurah di Asia, menurut survei yang dirilis Jetro pada akhir tahun lalu, yakni sekitar US$1.100 per tahun. Sebagai pembanding, upah buruh di Bangladesh mencapai US$1.478 per tahun, US$2.602 di Vietnam, dan US$6.704 di Thailand.

“Myanmar merupakan titik utama yang memiliki ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” tutur Japanese Chief Cabinet Secretary Yoshihide Suga.

Perusahaan Jepang mencari bentuk diversifikasi usaha di negara lain menyusul penaikan upah buruh di Thailand, Malaysia, dan Indonesia, serta di China.  

Suzuki Motor Corp. mendapatkan izin dari pemerintah Myanmar pada Februari untuk membangun perusahaan yang memproduksi truk kecil yang mulai beroperasi awal bulan ini.

Sumitomo dan NEC Corp. telah menanda tangani kesepakatan untuk meningkatkan jaringan komunikasi di negara tersebut.

Mitsui & Co. pada Maret lalu merencankan impor 5.000 ton beras dari Myanmar yang merupakan pembelian pertama sejak 5 dekade terakhir dengan investasi 15 miliar yen (US$147 juta) untuk membangun pabrik penggilingan padi dengan kapasitas 300.000 ton per tahun guna diekspor ke Timur Tengah dan Afrika.

IMF (International Monetary Fund) mencatat GDP Myanmar tumbuh 6,75% pada tahun fiskal ini didorong oleh penjualan gas dan investasi seiring dengan perubahan sistem keuangan di negara tersebut. (ltc)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper