BISNIS.COM, JAKARTA—Media massa pada hari ini, Selasa (30/4/2013) memilih fokus pemberitaan seputar rencana pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi hingga Rp6.000 per liter.
Presiden berubah-ubah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai mencla-mencle (selalu berubah-ubah alias tidak konsisten dalam hal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sikap mencla-mencle presiden terlihat jelas dari dibatalkannya penerapan dua harga untuk BBM per 1 Mei 2013 yang sudah ramai menghiasi pemberitaan di media massa belakangan ini, bahkan Pertamina sudah rugi Rp10 miliar untuk pembuatan spanduk.(Neraca).
Pemerintah bingung
Pengamat menilai pemerintah masih kebingungan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Padahal, pemerintah bisa tegasdan konsisten memilih opsi apapun, karena setiap pemilihan memiliki dampak pada masyarakat dan keuangan negara.(Indonesia Finance Today).
Harga BBM Rp6.000
Arah kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) mulai tampak jelas, akhirnya pemerintah memilih menaikkan harga BBM berusbidi Rp4.500 menjadi Rp6.000 per liter.
Menteri Perencanaan Armida Alisyahbana, pemerintah akan menerapkan harga Rp6.000 per liter.
“Harga ini juga pernah diterapkan pemerintah pada tahun 2008 karena subsidi BBM membengkak, rencananya kami akan kembali ke harga 2008,” ujar Armida. (Kontan).
Premium dan solar
Pemerintah memastikan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar, mulai Mei dan berlaku satu harga dengan besaran dibawah Rp6.500 per liter.
Rencana penerapan dua harga untuk BBM bersubsidi kemungkinan besar batal. (Investor Daily).
Aspirasi buruh
Pemerintah mengakomodasi aspirasi buruh untuk menerapkan Hari Buruh Internasional pada tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional.
Hal itu akan dilakukan mulai tahun depan.(Kompas).