BISNIS.COM, JAKARTA -- Tren pertumbuhan kredit Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada awal tahun ini meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan rata-rata nasional. Permintaan kredit terutama pada jenis modal kerja dan investasi.
Berdasarkan Laporan Bank Indonesia kuartal I/2013, pertumbuhan kredit KTI terlihat dari indikator rasio kredit terhadap dana (loan to deposit ratio/LDR) yang mencapai 86,3%. Padahal rata-rata nasional pada periode tersebut mencapai 85,3%.
Bahkan, berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan tercatat lebih tinggi dengan LDR 109,8%. “Hal ini menunjukkan ketergantungan pembiayaan dari luar KTI cukup besar. NPL di KTI juga masih terjaga pada batas aman,” tulis laporan BI seperti dikutip Bisnis, Senin (15/04/2013).
Pertumbuhan kredit perbankan pada awal tahun ini masih tumbuh tinggi mencapai 26% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit itu lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Khusus kawasan Indonesia Timur pertumbuhan kredit mencapai 27%. Peningkatan penyaluran kedit terutama terjadi pada jenis kredit modal kerja, investasi dan konsumsi.
Secara sektoral, penyaluran kredit ke sektor utama masihmeningkat baik pada sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan, maupun perdagangan besar dan eceran.
Penyaluran kredit UMKM masih tumbuh tinggi, dengan mayoritas kredit dikucurkan untuk skala kecil dan menengah dengan proporsi diatas 83% dari penyaluran kredit UMKM.
Penggunaan kredit UMKM dialokasikan untuk jenis modal kerja (72%), dengan penyaluran difokuskan untuk kegiatan perdagangan besar dan eceran (52%).