BISNIS.COM, SEMARANG-Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Puja Sumarta menilai manusia telah terjebak dalam arus spiral kekerasan yang akan membuahkan kematian.
"Sikap intoleran yang disertai dengan perilaku kekerasan yang dibiarkan telah mengantar kita pada situasi kacau-balau, 'chaos' karena premanisme," katanya.
Dia mengaku prihatin dengan pelaku kekerasan yang ternyata adalah warga masyarakat sendiri yang didukung oleh pihak-pihak tertentu yang seharusnya menjamin keamanan negeri ini.
Menurutnya, dalam ruang publik yang tunaadab karena kekerasan ini, tidak dibenarkan melakukan kekerasan untuk melawan kekerasan karena kekerasan bukan solusi menyelesaikan masalah.
Ia menuturkan bahwa ancaman kekerasan dan tindak kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah tidak hanya terjadi pada zaman dahulu.
"Pada zaman sekarang, peristiwa kekerasan begitu mudah terjadi dan menjadi berita dukacita yang sampai kepada kita melalui berbagai media komunikasi," katanya.
Dia menjelaskan, pada peristiwa Yesus, arus spiral kekerasan dipersonifikasikan dengan kematian karena menjadi korban dari penguasa negara bersama penguasa politik saat itu.
"Yesus menjawab berbagai tuduhan dengan diam karena dialog tidak bisa dilakukan jika ada kekerasan".
Ketika kekerasan tidak tahan terhadap suara kebenaran dalam diam tersebut, paparnya, kekerasan akan berbuah kematian yang seakan-akan membuat lega para pelakunya.
"Paskah mengamanatkan kepada kita untuk mengubah hati yang keras membatu menjadi hati manusiawi, mampu mendengarkan suara kebenaran, dan memperjuangkan kebenaran dengan semangat 'martyria'."(antara)