BISNIS.COM, BALIKPAPAN--Kalangan pelaku usaha mendesak pemerintah dan PT PLN untuk memerbaiki kualitas pelayanan sebelum kenaikan tarif dasar listrik diterapkan selain harus memertimbangkan efek kenaikan tarif tersebut terhadap daya saing produk dalam negeri.
Ketua DP Provinsi Apindo Kaltim M. Slamet Brotosiswoyo mengatakan pemadaman listrik yang sering terjadi, bahkan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, menyebabkan industri harus menambah biaya operasional perusahaan sebesar 30% dari angka normal.
Tambahan biaya tersebut bertujuan menggantikan bahan bakar genset yang dipergunakan untuk menghasilkan energi listrik dalam kegiatan produksi.
“Seharusnya kalau tarif naik, pelayanan harus lebih baik. Jangan lagi kami harus menambah cost yang sebenarnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (25/3/2013).
Kekurangan daya dari pembangkit yang sering menjadi alasan pemadaman diharapkan bisa secepatnya diselesaikan.
Dia mengkhawatirkan adanya luapan kekesalan dari masyarakat yang berpotensi berlebihan, akibat pemadaman yang kerap terjadi beberapa hari belakangan ini.
Slamet menambahkan penaikan tarif dasar listrik memengaruhi daya saing produk dalam negeri karena membengkaknya biaya operasional perusahaan. Dia mengakui kenaikan hanya terjadi pada daya di atas 1.300 VA, tetapi dampaknya juga dirasakan bagi industri kecil.
“Karena ada industri kecil yang memerlukan barang dari produk yang dihasilkan menggunakan listrik di atas 1.300 VA itu. Kalau begini tentu akan berimbas pada harga pokok produksi dan lainnya,” tukasnya.
Menurutnya, PLN sebaiknya juga harus melakukan efisiensi agar biaya produksi tidak semakin membengkak. Hal ini, katanya, justru yang akan bisa memberikan pengurangan beban subsidi listrik yang harus ditanggung pemerintah.
Tambah Daya
Humas PLN Wilayah Kalimantan Timur Imam Taufik mengatakan pihaknya sedang berupaya memersiapkan penambahan daya mampu ke dalam Sistem Mahakam yang menerangi tiga kota di Kaltim yakni Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong.
Rencananya, kata Imam, akan ada penambahan daya dari pembangkit sebesar 35 MW sepanjang April mendatang.
“Rinciannya, 20 MW dari pembangkit milik PLN dan sisanya sebesar 15 MW berasal dari sewa kepada pihak ketiga,” katanya.
Penambahan daya sebesar 35 MW tersebut diharapkan bisa meminimalisir terjadinya pemadaman akibat gangguan pembangkit.
Saat ini, kondisi eksisting daya mampu Sistem Mahakam mencapai 320 MW dengan beban puncak 316 MW.
Imam mengakui masih ada cadangan daya sebesar 4 MW tetapi rentan terganggu apabila terjadi gangguan pembangkit atau cuaca buruk yang mengganggu transmisi.
Adapun untuk antisipasi terjadinya gangguan transmisi ketika cuaca buruk, Imam mengatakan PLN melakukan monitoring dan perbaikan pada jalur transmisi yang berpotensi terkena gangguan.
Pemangkasan ranting pohon serta penggantian tiang listrik dilakukan agar bisa terhindar dari gangguan transmisi.
PLN juga sedang menunggu penambahan daya dari PLTG Senipah sebesar 2x41 MW yang menurut rencana masuk ke Sistem Mahakam pada Juni mendatang. Namun, Imam menyebutkan kemungkinan aliran listrk tersebut sudah bisa masuk ke dalam Sistem Mahakam pada Mei.
Penambahan daya ini tentu akan meningkatkan daya mampu yang masih belum sepenuhnya aman dari gangguan. (wde)