BALIKPAPAN--Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mempromosikan sektor unggulan investasi kepada Duta Besar Indonesia untuk Jerman, guna disampaikan kepada pemerintah negara sahabat tersebut.
Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kaltim Yadi Sabianoor mengatakan sektor unggulan yang ditawarkan yakni infrastruktur, pariwisata, pendidikan dan pertanian.
Promosi ini merupakan penjajakan awal agar informasi investasi yang dimiliki oleh Kaltim bisa diketahui oleh pemerintah dan pelaku usaha di Jerman.
“Ini masih tahap penjajakan awal. Kami berharap bisa memperoleh sambutan baik ketika Pak Dubes kembali ke Berlin,” kata Yadi, Rabu (26/12/2012).
Pertemuan tersebut dihadirin Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Duta Besar RI untuk Jerman Eddy Pratomo, Atase Perdagangan Nusa Ika, Kepala BPPMD Kaltim, Kapolda Kaltim Irjen Pol Anas Yusuf, Direktur Utama Perusda Melati Bhakti Satya Sabri Ramdhani, dan Kepala Cabang Pelindo IV Balikpapan Hodiman Simanjuntak.
Untuk sektor infrastruktur, proyek jalan bebas hambatan lanjutan yang menjadi bagian dari proyek masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI). Rencananya, jalan bebas hambatan tersebut akan menghubungkan Balikpapan, Samarinda hingga ke Kutai Timur.
Jalan bebas hambatan tersebut diharapkan bisa memperlancar akses transportasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Kendati demikian, progres pembangunan seksi Balikpapan-Samarinda masih tersendat karena alih fungsi hutan menjadi areal penggunaan lain (APL) masih belum mendapat izin Kementerian Kehutanan.
Adapun untuk sektor pariwisata, Yadi menyebutkan adanya harapan dari Pemprov Kaltim terkait kedatangan wisatawan asal Jerman. Wisata bawah laut seperti Pulau Derawan dan wisata petualangan di Sungai Mahakam menjadi tujuan pariwisata andalan yang menarik bagi wisatawan.
“Eco-tourism juga yang ditawarkan karena sektor ini memiliki ketahanan yang lama,” ujarnya.
Rencana operasional Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Balikpapan yang saat ini masih menumpang di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menjadi kerja sama sektor pendidikan yang mungkin dilakukan.
Banyaknya lulusan yang saat ini menempuh program pasca sarjana dan doktoral di Jerman menjadi peluang pengembangan pendidikan di Kaltim.
“Ada sekitar 200 orang yang saat ini melanjutkan pendidikan di Jerman. Nanti sumber daya manusia tersebut bisa membantu meningkatkan pendidikan di Kaltim melalui ITK,” tuturnya.
Sementara itu, sektor pertanian juga menjadi salah satu bidang yang ditawarkan karena menjadi konsentrasi utama dalam pengembangan ekonomi Kaltim. Pengembangan lahan sawit seluas 2,4 juta hektare yang dicanangkan Gubernur Kaltim menjadi salah satu peluang yang bisa dijajaki oleh pelaku usaha dan pemerintah Jerman. (K46) (Foto: kaltim-online.blogspot.com)