SAMARINDA: Realisasi investasi di Kalimantan Timur hingga kuartal III/2012 tercatat mencapai Rp23,8 triliun atau 79,3% dari target tahunan yang dipatok sebesar Rp30 triliun.Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim Yadi Sabianoor memerinci penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp18,2 triliun dari realisasi sebesar Rp23,8 triliun tersebut. Sisanya, merupakan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mencapai Rp5,6 triliun.“Kami optimistis akhir tahun ini bisa tercapai target investasi yang dipatok Pak Gubernur [Awang Faroek] sebesar Rp30 triliun,”ujarnya kepada Bisnis, Senin (12/11)/2012.Yadi menyebutkan realisasi terbesar PMDN maupun PMA pada sektor pertambangan, tanaman pangan dan perkebunan, industri makanan, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik.Yadi menambahkan beberapa sektor baru yang mulai digarap oleh investor seperti pada sektor kehutanan. Sulitnya mencari bahan baku kayu untuk diolah menjadi bahan turunan lain menjadikan beberapa perusahaan tertarik untuk masuk ke sektor ini.Tercatat ada sekitar 230 hektar lahan yang siap dikelola menjadi hutan tanaman industri (HTI) sesuai dengan izin yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan pada 2011. Beberapa perusahaan dari Group Djarum, tukas Yadi, sudah mulai bergerak rencana investasi di bidang HTI di Kaltim.“Sektor HTI mulai dilirik investor dalam negeri. Group Djarum sudah mulai masuk. Mereka memerlukan bahan baku kayu untuk industrinya sendiri. Tapi, sekarang kayu susah, jadi mereka pilih HTI,” ujar Yadi.Sektor infrastruktur menjadi sektor yang juga diminati oleh investor seperti pembangunan jalur kereta api oleh investor asal Rusia yang membangun rel dari Kutai Barat menuju Balikpapan. Kaltim, ungkap Yadi, sedianya memiliki tiga trase jalur kereta api yang telah disetujui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Selain yang dari Kubar-Balikpapan, dan Kutim, juga ada lagi jalur kereta api dari Kubar ke Kutim lewat utara. Itu panjangnya 200 Km. Tapi itu belum ada investornya,” tuturnya.Dia menambahkan realisasi investasi sepanjang 2011 mencapai Rp28,32 triliun dari target Rp20 triliun dengan rincian PMA sebesar Rp12,12 triliun dan PMDN sebanyak Rp16,21 triliun. Realisasi ini menempatkan Kaltim pada urutan ketiga untuk PMA setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Adapun untuk PMDN, berada pada posisi kelima setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali.“Berdasarkan Koridor Kalimantan yang realisasi investasinya mencapai Rp34,9 triliun, Kaltim juga mendominasi,” ungkapnya.Laju investasi tersebut diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 59.130 orang, masing-masing PMDN sebanyak 12.660 orang dan PMA sebanyak 46.458 orang.Ketua Umum Kadinda Provinsi Kalimantan Timur Fauzi Bahtar berpendapat besarnya nilai investasi dari PMA menunjukkan Kaltim masih diminati oleh investor asing. Namun, hal ini juga menjadi bukti bahwa pemerintah daerah cenderung memercayakan investasi besar kepada investor asing.“Harapan kami juga bisa melibatkan pengusaha lokal karena akan meningkatkan kapasitas usaha, grade, serta pengalaman para pengusaha yang berdampak terhadap ekonomi daerah,” tukasnya.Dia juga menambahkan masih dominannya sektor pertambangan sebagai tujuan investasi di Kaltim menunjukkan masih belum beranjaknya minat investasi di Kaltim. Apabila terus berlanjut, hal ini bisa berakibat buruk bagi perkembangan ekonomi di provinsi itu.“Contohnya batu bara di Samboja, Kutai Kartanegara. Ketika muncul batubara, usaha perikanan tambak yang dulu besar mati karena tercemar limbahnya. Nah, ketika tambangnya bubar karena lagi hancur, tambak gak bisa muncul lagi karena sudah parah kondisinya,”tuturnya.Dia berharap pemerintah bisa segera mengembangkan alternatif tujuan investasi lain selain sektor pertambangan seperti perkebunan, perikanan dan kelautan.
Selain itu, sektor pariwisata juga bisa dikembangkan karena memiliki ketahanan yang cukup lama. Apabila berhasil diwujudkan, Fauzi yakin kondisi ekonomi di Kaltim bisa lebih baik dibandingkan dengan saat ini. (bas)(Foto:kaltimprov.go.id)