Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS APARTEMEN: Pengembang tolak hunian vertikal bagi pekerja

 

 

 

JAKARTA:  Pengembang keberatan jika harus membangun hunian vertikal bagi pekerja di kawasan Casablanca, Jakarta.

 

Justini Omas, Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Group, mengatakan dengan harga tanah yang menyentuh puluhan juta per m2, sangat sulit untuk menyediakan apartemen kelas pekerja dengan kisaran harga Rp300 juta-Rp500 juta.

 

“Beberapa tahun yang lalu, harga tanah di Casablanca sekitar Rp20 juta, dengan demikian luas apartemen seharga Rp500 juta, misalnya, hanya berkisar 20m2, “ ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu, 9 Mei 2012.

 

Dia melanjutkan, spesifikasi apartemen seluas itu hanya mampu mengakomodir tipe studio. Lagipula, jika pengembang berniat membangun apartemen pekerja perlu ada riset terlebih dahulu mengenai potensi serapan pasarnya.

 

Padahal, sambungnya, bukan hal yang mudah untuk melakukan riset itu satu-persatu ke end user atau dalam hal ini pekerja, kecuali ada permintaan dari korporasi untuk penyediaan hunian vertikal bagi karyawannya.

 

Agung Podomoro Grup merupakan pengembang superblok Kuningan City di Jl Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan yang selama ini dikenal dengan kawasan Casablanca. Superblok ini mencakup dua tower apartemen yang total terdiri dari 936 unit dengan kisaran harga Rp800 juta hingga Rp1,7 miliar.

 

Seluruh unit apartemen di superblok itu diklaim telah terjual habis, dan tower pertama, yakni tower Kintamani sudah mulai proses serah terima. Adapun, tower kedua, yakni tower Ubud diperkirakan mulai serah terima di kuartal III atau IV tahun ini.

 

Sementara itu, Tulus Santoso, Sekretaris Perusahaan Ciputra Group, menuturkan sebenarnya wacana tersebut baik karena bisa mengurangi kemacetan dan daerah kumuh, tetapi lokasi apartemen pekerja itu sebaiknya tidak berada di pinggir jalan besar, melainkan di lapis kedua kawasan Casablanca.

 

“Sebenarnya, apartemen pekerja untuk area Casablanca sudah ada. Namun, tidak berada tepat di pinggir jalan Dr Satrio melainkan di lapis keduanya atau di belakang-belakangnya. Contohnya apartemen yang dibangun PT Wijaya Karya Realty (Apartemen Tamansari Semanggi),” terangnya.

 

Di daerah lapis kedua, dan ketiga, ini, lanjut Tulus, harga tanahnya masih berkisar Rp10 juta per m2, bandingkan dengan harga di pinggir jalan Dr Satrio yang sekitar Rp30 juta-Rp40 juta. Dengan demikian, mekanisme pengadaan apartemen pekerja ini menurutnya lebih baik diserahkan ke pasar sesuai segmen masing-masing.

 

Selain itu, dia menilai di persimpangan Gatot Subroto- Satrio dan Satrio-Rasuna Said masih banyak hunian horizontal yang sebenarnya lebih efektif jika ditata menjadi hunian vertikal dengan fasilitas pendukung yang memadai.

 

“Di daerah itu banyak semacam kost-kostan bertingkat yang dibangun seadanya, sehingga tata kotanya jadi kurang bagus. Hal ini saya serahkan kepada pemda untuk mengaturnya,” kata Tulus.

 

Ciputra Group merupakan pengembang superblok Ciputra World yang juga berlokasi di kawasan Casablanca. Superblok itu memiliki dua tower apartemen yang masing-masing terdiri dari 136 unit dan 400 unit. Tiap unitnya dipasarkan dengan harga mulai Rp2 miliar.(msb)

 

BACA JUGA

>>IHSG Turun 52,01 Poin

>>Buyback Antam longsor Rp11.000/gram

>>Bakrie Upsize Ownership In Bumi Resources

10 Artikel Pilihan Bisnis.com

5 Kanal terpopuler Bisnis.com

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bunga Citra Arum Nursyifani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper