MAKASSAR: Perum Pegadaian Kanwil VII Makassar sepanjang Desember 2011 meraup omzet Rp78,36 miliar dari gadai emas syariah atau meningkat 14,10% dari total omzet yang berhasil diraup pada November 2011 yang hanya mencapai Rp67,79 miliar.Pemimpin Perum Pegadaian Kanwil VII Makassar Eri Mardianto mengatakan peningkatan tersebut dipengaruhi oleh imbauan Bank Indonesia yang menghentikan sementara Program Berkebun Emas di perbankan syariah menyusul penilaian bahwa program tersebut tidak menggerakkan sektor riil.“Dengan kebijakan itu, maka banyak nasabah dari perbankan syariah yang akhirnya menggadaikan emas mereka di gadai syariah milik Pegadaian Syariah. Ini yang kami sebut dengan take over,” ujarnya, hari ini.Menurutnya, produk gadai emas yang ditawarkan perusahaannya dari hari ke hari menarik minat nasabah, apalagi dana dari produk layanan tersebut kebanyakan dimanfaatkan sebagai modal usaha para nasabah. Meskipun harga emas terus mengalami peningkatan seiring meningkatnya harga emas dunia, tetapi pihaknya yakin produk gadai emas masih akan tetap menjadi produk andalan Perum Pegadaian.Dia memprediksi gadai emas akan terus meningkat dan tren. Saat ini, paparnya, harga emas di Perum Pegadaian Kanwil VII Makassar adalah Rp505.000 per gram. Harga emas sempat mengalami penurunan pada akhir Desember 2011. “Ini [gadai emas] sudah menjadi tren, padahal akhir tahun lalu harga emas turun, tetapi di awal tahun ini naik lagi bahkan sempat menyentuh angka Rp497.000 per gram, dan sekarang berada di angka Rp505.000 per gram,” ungkapnya.Eri memperkirakan harga emas di Pegadaian selama semester I/2012 bisa menyentuh angka Rp520.000 per gram. Pada semester I/2011, harga emas di Pegadaian bahkan sempat menembus Rp540.000 per gram, sebelum akhirnya turun dan kini naik kembali.Harga emas cukup fluktuatif, mengikuti permintaan dan harga emas dunia, tetapi pihaknya yakin permintaan emas masih akan tetap tinggi, karena di beberapa negara, emas merupakan salah satu syarat yang sering disertakan dalam setiap upacara adat.(api)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
