Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek tembaga Wetar bernilai US$304 juta

JAKARTA: Hasil kajian kelayakan bank (bankable feasibility study) terbaru proyek tambang tembaga Wetar menunjukkan nilai bersih proyek yang dikendalikan Finders Resources Ltd itu mencapai US$304 juta atau setara dengan Rp2,6 triliun.Hasil kajian kelayakan

JAKARTA: Hasil kajian kelayakan bank (bankable feasibility study) terbaru proyek tambang tembaga Wetar menunjukkan nilai bersih proyek yang dikendalikan Finders Resources Ltd itu mencapai US$304 juta atau setara dengan Rp2,6 triliun.Hasil kajian kelayakan itu akan kami gunakan sebagai dasar negosiasi pembiayaan proyek sekaligus untuk memfinalisasi penunjukan sekuritas pengatur fasilitas pembiayaan itu pada bulan depan, kata manajemen Finders dalam keterangan resmi hari ini.Nilai proyek Wetar yang dihitung US$304 juta itu memakai asumsi median harga tembaga antara US$6.000 per ton dan US$10.000 per ton. Pada US$6.000 per ton, nilainya US$143 juta, sedangkan pada harga US$10.000 per ton, nilainya membubung jadi US$430 juta.Sekadar informasi, harga tembaga hari ini di Bursa Komoditas London ditutup pada level US$9.043 per ton. Sepanjang tahun berjalan, harga tembaga mencapai rekor tertingginya pada 14 Februari, yakni US$10.148 per ton.Pada harga median itu dengan level produksi penuh, laba sebelum pajak, bunga, amortisasi, dan depresiasi yang berhasil dibukukan mencapai US$160 juta dengan margin 75%. Adapun, belanja modal untuk proyek penambangan itu diperkirakan US$155 juta.Apabila konstruksi penambangan dibangun awal kuartal ke-empat tahun ini, level produksi penuh akan tercapai akhir 2013. Berdasarkan perhitungan, tembaga yang bisa diproduksi di proyek tersebut mencapai 150.000 ton dengan waktu produksi sekitar 9 tahun.Proyek tambang tembaga Wetar berlokasi di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Pulau Wetar adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Banda dan berbatasan dengan Timor Leste.Tambang Wetar semula adalah tambang emas yang dikuasai PT Prima Lirang Mining. Perusahaan yang disebut terakhir itu mulai beroperasi pada 1989 dan setop operasi pada 1997, seiring makin menipisnya cadangan emas di pulau tersebut.Finders bersama mitranya PT Batutua Kharisma Permai masuk ke bekas lokasi tambang emas itu pada paruh 2008. Di Indonesia, Finders bersama Batutua Permai juga menggarap proyek tambang emas dan perak Ojolali di Lampung dengan total saham 77,2%. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper