Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TOKYO: Pemerintah Jepang akan membatasi penerbitan surat utang baru untuk pembiayaan defisit anggaran tahun fiskal 2011 guna mengurangi beban utang.

Berdasarkan proposal anggaran yang telah disahkan Kabinet Jepang, akhir pekan lalu, disebutkan penjualan obligasi negara pada tahun fiskal 2011, yang dimulai pada April 2011, dipatok US$534 miliar (44,3 triliun yen) untuk membiayai defisit anggaran yang mencapai rekor 92,4 triliun yen.

Penerbitan obligasi baru itu akan melampaui target penerimaan pajak yang sebesar 41 triliun yen. Penjualan seluruh surat utang pemerintah, termasuk yang di-roll over masa jatuh temponya, akan meningkat hingga 144,9 triliun pada tahun fiskal 2011 dari 144,3 triliun yen pada tahun fiskal 2010.

Besaran defisit primer, mengecualikan pembayaran bunga dan penjualan obligasi, telah mengecil menjadi 22,7 triliun yen dalam 3 tahun terakhir dari 23,7 triliun yen, atau setara dengan 4,7% dari PDB. Pemerintah menargetkan keseimbangan neraca primer sebelum 2020.

Hiromichi Shirakawa, chief Japan economist dari Credit Suisse di Tokyo, memperkirakan kalangan investor akan makin khawatir mengenai komitmen Jepang untuk mengurangi beban utangnya karena sumber penerimaan negara kian berkurang. Utang pemerintah berkisar dua kali lipat dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

Peningkatan pajak untuk mendorong penerimaan negara dinilai sulit dilakukan karena berisiko menurunkan popularitas Perdana Menteri Naoto Kan. Selain itu juga bisa merusak upaya pemerintah dalam menstimulasikan permintaan, yang telah terganggu oleh apresiasi yen dan deflasi. Saya melihat ada bahaya serius, pemerintah kemungkinan gagal menjaga target fiskalnya, ujarnya.

Ekonomi Negeri Sakura berpotensi terkontraksi pada kuartal IV/2010 karena stimulus yang digelontorkan untuk memacu belanja rumah tangga telah berakhir. Penguatan yen juga masih mengancam kinerja ekspor.

Pada 22 Desember, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi melambat hingga 1,5% pada tahun fiskal 2011 dari 3,1% pada tahun fiskal sekarang. Imbal hasil surat utang pemerintah bertenor 10 tahun meningkat hingga 1,16% pada Jumat.

Kurs yen diperdagangkan di level 82,90 per dolar AS pada hari itu. Yen sempat menyentuh penguatan tertinggi dalam 15 tahun pada 1 November di posisi 80,22. Proposal anggaran juga menunjukkan pemerintah akan menambah 5 triliun yen untuk cadangan yen, yang kini bernilai 145 triliun yen, untuk intervensi mata uang.

Intervensi pasar valas telah dilakukan untuk pertama kalinya dalam 6 tahun pada 15 September 2010. (dea/mrp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper