Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangan remehkan pembengkakan sendi

JAKARTA: Jangan menganggap remeh pembengkakan pada tiga sendi atau mengalami kaku sendi selama 30 menit. Bisa jadi ini akibat artritis reumatoid (AR), penyakit autoimun yang bila tidak segera diobati bisa menimbulkan kecacatan dan berujung pada kematian

JAKARTA: Jangan menganggap remeh pembengkakan pada tiga sendi atau mengalami kaku sendi selama 30 menit. Bisa jadi ini akibat artritis reumatoid (AR), penyakit autoimun yang bila tidak segera diobati bisa menimbulkan kecacatan dan berujung pada kematian dini.Penyakit AR diperkirakan menimpa lebih dari 21 juta orang di dunia. Penyakit ini ditandai dengan peradangan pada membran persendian, yang menyebabkan kerusakan pada sendi dan menurunkan fungsi, disetai dengan rasa nyeri, kaku dan pembengkakan yang pada akhirnya mengarah pada kerusakan sendi yang tidak dapat diperbaiki.Harry Isbagio, pakar reumatologi Indonesia dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, menuturkan penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Prevalensinya berkisar 0,3-5%. Menyerang sekitar 20-300 per 100.000 orang per tahun. Di Jepang, katanya, penderitanya cukup tinggi, dibandingkan dengan negara lainnya, karena ada faktor genetik. Sementara di Indonesia diperkirakan 3/100.000 orang pendudukDia menuturkan AR lebih banyak menyerang kaum perempuan bisa 3-4 kali lipat dibandingkan laki-laki, karena faktor hormonal. Selain itu juga menyerang usia produktif, dan terbanyak di negara berkembang."Walau prevalensinya rendah, tapi penyakit ini sangat progresif dan paling sering menyebabkan kecacatan, disabilitas, dan handicap," kata Harry hari ini dalam media workshop Tocilizumab menjembatani kesenjangan terapi artristis reumatoid, yang diadakan PT Roche Indonesia di Jakarta.Menurut dia, rata-rata pasien AR kehilangan 50% pendapatannya selama hidup, karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Pasien harus terus berobat dan dibawah pengawasan dokter. Selain itu, tambahnya, 40-85% pasien AR tidak mampu bekerja setelah 8-10 tahun menderita AR, bila tidak segera diobati dan diterapi secara tepat. (tw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper