Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan kepala daerah serentak (Pilkada) 2018 baru saja berakhir meski baru dengan hasil hitungan cepat (quick count) di 171 daerah.
Kendati bersifat sementara, hitungan cepat biasanya tidak jauh berbeda dari hasil akhir yang akan diumumkan paling lambat tangal 9 Juli ini.
Dengan segala dinamika dan perilaku pemilih di masing-masing daerah, Pilkada tahun ini cukup menarik untuk disimak. Banyak pelajaran yang diperoleh mulai dari sistem pemilihan hingga peran parpol pengusung, dan ketokohan calon kepala daerah itu sendiri.
Semua aspek itu jelas sangat berpengaruh terhadap proses pemilihan maupun hasil akhir dari pesta demokrasi itu sendiri. Setidaknya, ada tiga pemilihan wali kota dalam pilkada kali ini yang cukup menarik untuk dianalisis.
Selain pemilihan Wali Kota Makassar (Sulawesi Selatan), ada pemilhan Wali Kota Bengkulu (Bengkulu) dan Wali Kota Padang (Sumatera Barat). Ketiganya punya keunikan masing-masing di antara 36 pemilihan walikota lainnya di Indonesia.
Pemilihan pemimpin kota di ketiga ibu kota provinsi tersebut juga memberikan gambaran soal beberapa kenyataan demokrasi yang tengah dihadapi saat ini.